KEMENKO PMK – Populasi bergizi baik, sehat, dan berpendidikan merupakan fondasi bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Hampir setiap negara dari 176 negara menyediakan makanan untuk anak sekolah dalam skala tertentu, yang menjangkau sekitar 418 juta anak pada tahun 2022.
Bagi banyak negara, kurangnya investasi dalam modal manusia menyebabkan hilangnya potensi ekonomi, mulai dari 50 - 70% dalam jangka Panjang. Anak bergizi baik akan belajar lebih baik, dan ketika dewasa akan berpenghasilan lebih tinggi dan lebih produktif.
Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Jelsi Natalia Marampa menyampaikan, Program Makan Bergizi/Sarapan Bergizi Gratis di sekolah dapat memupuk kebiasaan pola makan sehat dan bergizi sehingga mencegah obesitas dan potensi penyakit di masa dewasa.
Hal tersebut disampaikan Jelsi pada Rapat Terbatas Kajian Dinamis Strategi Penyiapan Generasi Muda yang Tangguh Menuju Infonesia Emas 2045 dalam rangka Pemantapan Ketahanan Nasional melalui program Makan Bergizi/Sarapan Bergizi Gratis di Kantor Dewan Ketahanan Nasional RI, pada Rabu (12/6/2024).
"Selain itu, pemberian makanan di sekolah merupakan salah satu safety net paling umum karena dapat memberikan dukungan dan stabilitas harian yang dibutuhkan anak-anak dengan ekonomi rentan. Pemberian makanan di sekolah dapat berkontribusi mencegah dan melindungi masyarakat dari kemiskinan, kerentanan, dan pengucilan sosial," ungkapnya.
Lebih lanjut, Jelsi menyampaikan, program pemberian makanan di sekolah yang dirancang dengan baik dan adil berkontribusi pada perkembangan anak melalui peningkatan durasi belajar siswa. Peningkatan ini berasal dari peningkatan pendaftaran; kehadiran yang lebih baik; dan berkurangnya angka putus sekolah. Program pemberian Makan Bergizi/Sarapan Bergizi Gratis di sekolah telah menunjukkan dampak mengurangi anemia pada anak usia SD dan remaja Perempuan yang putus sekolah.
Terdapat 3 opsi skema program Makan Bergizi/Sarapan Bergizi Gratis yakni: universal untuk semua siswa, mean-tested dengan mempertimbangkan kondisi tertentu, dan mean-tested dilanjutkan ke universal. Skema yang direkomendasikan adalah skema mean-tested dilanjutkan ke universal (2 tahap). Pada tahap ini pola pemberian program Makan Bergizi/Sarapan Bergizi Gratis lebih terukur dan hemat sebelum diperluas.
"Sumber pembiayaan untuk pelaksanaan program ini dapat menggunakan konsep pentahelix dengan melibatkan peran lintas sektor terutama mitra pemerintah dan pihak swasta," ungkap Jelsi.
Lebih jelas, Jelsi menyampaikan bahwa diperlukan payung hukum yang lebih kuat seperti Peraturan Presiden yang mengatur peran dan tugas dari masing – masing kementerian/Lembaga, target indikator, sistem pelaporan dan umpan balik, serta monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan program Makan Bergizi/Sarapan Bergizi Gratis. (*)