Teraturnya Negara Berpangkal Pada Keteraturan Keluarga

KEMENKO PMK -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) menghadiri Perayaan Hari Raya Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili Tingkat Nasional, di Gedung Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah, pada Kamis (26/01/2023).

Perayaan Hari Raya Tahun Baru Imlek Nasional yang diselenggarakan oleh Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) tahun ini mengambil tema "Teraturnya Negara Sesungguhnya Berpangkal pada Keteraturan dalam Rumah Tangga."

Menko PMK dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema perayaan Hari Raya Imlek tahun ini relevan dengan yang sedang diupayakan pemerintah, yaitu penanganan kemiskinan ekstrem. 

Muhadjir menjelaskan, teraturnya negara, tercapainya cita-cita menjadi negara maju, pangkalnya adalah dengan menangani keluarga miskin ekstrem. Dia menyampaikan bahwa saat ini pemerintah terus berupaya supaya kemiskinan ekstrem entas sampai 0 persen. 

Menko PMK memaparkan, berdasarkan data World Bank, tingkat kemiskinan ekstrem Indonesia tahun 2019 adalah 2.7%. Pemerintah juga mencatat tingkat kemiskinan ekstrem tahun 2022 sebesar 2.07 persen.

"Angka 2.07 persen ini ada sekitar 5.400.000 penduduk Indonesia dalam kemiskinan ekstrem, atau sekitar 1.400.000 keluarga, yang berada dalam miskin ekstrem," ujarnya.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, pemerintah menargetkan agar kemiskinan ekstrem mencapai 0 persem pada tahun 2024. Berbagai upaya telah dilakukan, seperti pembangunan basis data untuk ketepatan target serta integrasi, kolaborasi dan intervensi untuk peningkatan efektivitas program.

"Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah meluncurkan beberapa bantuan program perlindungan sosial yang sasarannya langsung menyentuh ke masyarakat," ungkapnya.

Menko PMK mengatakan, kemiskinan juga bisa menyebabkan kekacauan dan ketidak teraturan negara. Kemiskinan adalah sumber dari berbagai macam petaka, ketidak beresan, dan perilaku menyimpang. 

Dia menekankan bahwa menjaga keteraturan dan ketahanan keluarga yang juga berkaitan dengan kemiskinan juga telah diperintahkan oleh semua agama, yang juga berkaitan dengan ketahanan keluarga dari kemiskinan.

Karenanya dia meminta supaya MATAKIN turut berkontribusi dalam membantu pemerintah dalam mengatasi kemiskinan ekstrem dengan berbagai program pengabdian masyarakat atau bakti sosial.

"Tidak akan cukup penanganan hanya dilakukan pemerintah. Tetapi akan sangat menyelesaikan masalah apabila kita saling bahu membahu. Jadi seandainya dari MATAKIN akan bakti sosial untuk membantu keluarga miskin tinggal datang ke lurah desa pasti akan diberikan data kemiskinan ekstrem di desa," ungkapnya.

"Saya berharap target kemiskinan ekstrem 0 persen dapat dicapai dengan dukungan oleh semua pihak termasuk dari MATAKIN," ucap Muhadjir.

Dalam kesmepatan itu hadir Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, Ketua MATAKIN Budi Santoso Tanuwibowo; Penasehat MATAKIN Jimli Asshiddiqie, Agus Harimurti Yudhoyono, Tokoh pemuka agama sesepuh Konghucu, dan Umat Konghucu. 

Kontributor Foto:
Reporter: