Jakarta (20/10) -- Pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi guna mencegah penyebaran Covid-19 saat libur panjang di akhir Oktober mendatang. Hal itu menyusul keputusan hasil rapat terbatas (ratas) kabinet yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka,(19/10).
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa sesuai arahan presiden, cuti bersama dan hari libur Maulid Nabi Muhammad SAW akan tetap dilaksanakan.
"Jadi tidak ada perubahan. Namun yang berkaitan dengan upaya kita untuk menanggulangi wabah Covid-19, Bapak Presiden sudah menyampaikan supaya kegiatan libur dan cuti bersama ini jangan sampai nanti menjadi faktor menaiknya angka kasus dan juga peningkatan masalah Covid-19," ujarnya dalam keterangan pers usai ratas.
Ia menyebut hal-hal yang berkaitan dengan masalah kebijakan di masing-masing daerah akan langsung dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) bertanggung jawab dalam penanganan masalah kesehatan terkait Covid-19.
"Nanti Kepala BNPB sebagai Ketua Satgas Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi juga akan bertanggung jawab menyampaikan kepada publik, terutama yang berkaitan dengan masalah keadaan penanganan Covid-19 yang paling mutakhir," ucapnya.
Seraya menanggapi, Mendagri Tito Karnavian melihat ada kecenderungan masyarakat akan melakukan perjalanan seperti pulang kampung atau berlibur ke tempat wisata. Mengingat, libur Maulid Nabi pada Kamis (29/10) lalu cuti bersama Rabu (28/10) dan Jumat (30/10).
Tito mengindikasikan bahwa masyarakat kemungkinan juga akan mengambil cuti pada Senin (26/10) dan Selasa (27/10) lalu berlanjut pada Sabtu (31/10) dan Minggu (1/11). Itu berarti masa liburan di akhir Oktober menjadi lebih lama.
"Seperti disampaikan Pak Menko PMK, mobilitas pergerakan masyarakat ini bisa menimbulkan penularan. Perlu kita waspadai bersama agar liburan ini tidak menjadi media penularan sehingga ada beberapa hal yang perlu kita lakukan bersama," ungkapnya.
Ia pun mengimbau masyarakat yang berada di zona merah untuk tidak bepergian dan lebih baik mengisi waktu berlibur di rumah dengan kegiatan yang bermanfaat. Andai pun terpaksa keluar agar memastikan diri bebas Covid-19 dengan hasil tes PCR negatif.
"Sehingga yakin bahwa dalam keadaan negatif, jangan sampai terjadi penular bagi saudara-saudara kita, orang tua kita, dan lain-lain yang ada di daerah," pungkasnya.
Di sisi lain, Kepala BNPB sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Doni Monardo juga menekankan kerjasama antara pusat dan daerah yang didukung oleh seluruh komponen merupakan salah satu cara kerja yang paling efektif.
"Liburan yang aman dan juga yang nyaman tanpa kerumunan artinya harus betul-betul mematuhi prkotokol kesehatan. Sejumlah lokasi wisata yang sebelumnya ramai saat liburan juga harus dilakukan pembatasan," tandas Doni. (*)