KEMENKO PMK — Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menegaskan pentingnya diplomasi internasional sebagai sarana penguatan ketangguhan Indonesia dalam menghadapi risiko bencana. Hal ini disampaikan oleh Asisten Deputi Bidang Pengurangan Risiko Bencana Kemenko PMK, Andre Notohamijoyo, saat menghadiri Diplomatic Forum ke-50 di Banyumas, Selasa (25/11/2025).
Dalam forum yang dihadiri enam duta besar dari Seychelles, Polandia, Kamboja, Ethiopia, Uzbekistan, dan Kuba tersebut, Andre menekankan bahwa kerja sama diplomatik tidak hanya memperkuat hubungan antarnegara, tetapi juga menjadi sarana untuk saling belajar praktik terbaik dalam pembangunan dan tata kelola berkelanjutan.
“Indonesia memiliki risiko bencana yang tinggi. Karena itu, kita perlu terus memperkuat kerja sama internasional untuk mempelajari bagaimana negara lain menerapkan pengelolaan sampah berkelanjutan, tata kelola sumber daya alam yang baik, dan integrasi kearifan lokal dalam pembangunan. Diplomasi seperti ini menjadi jembatan penting untuk meningkatkan ketangguhan nasional,” ujar Andre.
Menurutnya, kolaborasi dengan para perwakilan negara sahabat memungkinkan Indonesia memperkaya wawasan mengenai penerapan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam konteks pengurangan risiko bencana. Diplomasi juga membuka ruang untuk memperkuat jejaring kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, dan mitra internasional.
Andre menambahkan bahwa Kemenko PMK terus mendorong pemerintah daerah untuk mengoptimalkan potensi lokal, baik dari sisi budaya, ekonomi kreatif, maupun inovasi masyarakat, sebagai bagian dari strategi penguatan ketahanan sosial dan lingkungan.
“Pengurangan risiko bencana tidak dapat berdiri sendiri. Diperlukan pendekatan holistik yang menggabungkan aspek sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan. Pemerintah pusat terus mendorong daerah untuk mengembangkan inovasi yang berpihak pada keberlanjutan, sekaligus menjaga budaya lokal yang menjadi identitas masyarakat,” imbuhnya.
Keikutsertaan Kemenko PMK dalam forum ini menegaskan komitmen pemerintah untuk memperluas ruang dialog internasional, berbagi pengalaman, serta memperkuat sinergi dalam upaya penanggulangan bencana dan pembangunan berkelanjutan.
Forum Diplomatik yang diselenggarakan oleh Voice of Indonesia atau Layanan Luar Negeri RRI bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Banyumas ini juga menjadi wadah untuk memperkenalkan potensi daerah, termasuk budaya, UMKM, hingga pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat.
Selama pelaksanaan, para duta besar mengunjungi TPA BLE, UMKM gula kristal aren, serta kawasan wisata Baturraden untuk melihat implementasi langsung inovasi lokal dalam penguatan ketahanan dan pembangunan daerah.