Kolaborasi Pemerintah Dalam Pengembangan Literasi dan Inovasi Berbasis Desa Di Bali

KEMENKO PMK-- Dalam rangka meningkatkan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam hal ini Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Didik Suhardi memimpin Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengembangan Literasi dan Inovasi Berbasis Desa bertempat di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali pada tanggal 22 Juni 2022. 

Dalam sambutannya, Didik menjelaskan,
Pemerintab telah menetapman Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang berslogan Etos Kerja,Gotong Royong dan Integritas. GNRM yang terdiri dari 5 Program Gerakan (Indonesia Mandiri, Indonesia Bersih, Indonesia Tertib, Indonesia Melayani, dan Indonesia Bersatu). 

"Penerapan GNRM harus bisa dilakukan sampai tingkat desa si seluruh Indonesia. Penerapan GNRM juga bisa untuk membangun dan memajukan desa," ujarnya

Menurut Didik, pembangunan desa adalah kunci untuk menurunkan kemiskinan dan pembangunan-pembangunan lain yang sangat penting di Indonesia. Didik mengungkapkan bahwa Pemanfaatan Dana Desa perlu diarahkan untuk membangun UMKM dan Koperasi.

"Koperasi adalah soko guru pembangunan ekonomi Indonesia. Kemudian, Didik mengatakan, enterpreneurship di Indonesia masih rendah, masih 3%, padahal negara lain sudah 11%, untuk itu harus menambah enterpreneur-enterpreneur baru yg akan menambah peran masyarakat dalam pembangunan Indonesia," ujarnya.

Lebih lanjut, menurut Deputi Didik, melalui literasi dan inovasi akan mampu menaikkan kerja sama dan meningkatkan etos dalam bekerja. "Selain itu kita juga harus dapat bergotong royong dalam bekerja dan memiliki integritas diri yang kuat”. Tambah Didik.

I Gede Nala Antara selaku  Tim Pembangunan Gubernur Bali sebagai Keynotespeech mengatakan bahwa Bali memiliki potensi peradaban yang besar. Salah satu hal dasar yang menjadikan Bali memiliki dasar potensi peradaban yang kuat karena Bahasa Bali memiliki aksara tersendiri. Dari banyaknya bahasa daerah yang ada di Indonesia, bahasa Bali merupakan satu yang memiliki aksara.

“Aksara merupakan salah satu sarana berkomunikasi, oleh karena itu inovasi berupa apilikasi digital dengan menggunakan aksara bali dapat dikembangkan dalam rangka pendidikan Aksara Bali.” Ujar Nala. 

Hadir sebagai Narasumber yaitu, Eko Prasetyanto (Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri), Muhammad Neil El Himam (Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Deni Kurniadi (Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan), Rachmatia Handayani (Sekretaris Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa PDTT), Dadan Nugraha (Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi, BRIN), dan Hartanti Maya (Fungsional pada Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Dikbud Ristek).

Rangkaian kegiatan berlangsung selama 4 hari, terhitung sejak tanggal 21-24 Juni 2022, yang terdiri dari Kunjungan ke Perpustakaan Desa di Desa Mengwi Kabupaten Badung (21 Juni 2022), Rakornas Pengembangan Literasi dan Inovasi Berbasis Desa (22 Juni 2022), Sarasehan Pengembangan Potensi Desa Tampak Siring (23 Juni 2022), Monitoring Bimbingan Teknis Pengolahan Sampah Terpadu di Desa Taro ( 23 Juni 2022), dan ditutup dengan kegiatan workshop Pembuatan Silikon Protestik di Desa Abiansemal, Kabupaten Badung (24 Juni 2022). 

Dalam rangka kegiatan ini juga dilakukan penanaman 250 pohon durian jenis montong dan ripto yang mendukung "Gerakan Penanaman 10 Juta Pohon" GNRM yang dilakukan di Desa Taro, Kec. Tegallalang, Kab. Gianyar.

Asisten Deputi Literasi, Inovasi, dan Kreativitas Kemenko PMK Molly Prabawaty menyampaikan kesimpulan dan Rekomendasi Rakornas Pengembangan Literasi dan Inovasi Berbasis Desa antara lain Kolaborasi multi pemangku kepentingan dalam pembudayaan literasi mutlak dilakukan untuk mengakselerasi pengembangan literasi dan inovasi. 

Kolaborasi lintas Kementerian/Lembaga dalam pengembangan literasi dan inovasi berbasis desa perlu terus dilakukan di berbagai daerah lainnya. Pengembangan Literasi dan Inovasi oleh Pemerintah Daerah perlu juga melibatkan pemangku kepentingan terkait di daerah, Pemanfaatan dana dasa perlu diarahkan untuk mengembangkan literasi dan inovasi sehingga masyarakat desa memiliki kecakapan hidup dalam berbagai bidang yang dapat meningkatkan nilai tambah produk daerah. Pengembangan literasi dan inovasi didasarkan pada kekayaan budaya (termasuk Bahasa dan aksara daerah), serta keunggulan lokal daerah.

Diharapkan kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkesinambungan di berbagai lokasi di Indonesia dalam upaya mewujudkan komitmen kebersamaan di antara semua pihak untuk terlaksananya target RPJMN 2020-2024 dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.

Kontributor Foto:
Reporter: