Kemenko PMK Pantau Kesiapan Fasilitas Kesehatan dalam menghadapi "New Normal"

Depok (19/6) -- Guna memastikan kesiapan fasilitas kesehatan di daerah dalam menghadapi new normal yang meliputi kesiapan melakukan uji spesimen Covid-19, pelayanan TB/HIV, pelaksanaan penelusuran kontak dan pelaksanaan program imunisasi.  Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menurunkan tim khusus untuk melakukan pemantauan ke beberapa daerah sekitar Jabodetabek, salah satu lokusnya adalah Puskesmas Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat.

Kepala Bidang Penyakit Tidak Menular Kemenko PMK Rama Prima Syahti Fauzi memimpin pemantauan di Puskesmas Cilodong setelah sehari sebelumnya melaksanakan pemantauan di RS Universitas Indonesia dan Dinas Kesehatan Kota Depok. Dia menyebutkan dalam menyiapkan peningkatan kapasitas pemeriksaan spesimen Covid-19 di era new normal, kemampuan penelusuran kontak (contact tracing) juga perlu ditingkatkan.

Dari hasil pemantauan di Puskesmas, Dia menyebutkan bahwa ketersediaan stok APD dan vaksin untuk menunjang pelayanan kesehatan  di sana telah memadai, seperti APD cukup untuk 2 bulan kedepan dan vaksin cukup untuk kebutuhan 1 bulan kedepan, hanya jenis vaksin IPV yang saat pengecekan tidak tersedia.  Pengecekan stok vaksin memang sengaja dilakukan untuk memastikan program imunisasi tetap berjalan, meskipun selama masa COVID-19 kegiatan Posyandu ditiadakan namun vaksinasi bagi anak-anak tetap dilakukan di puskesmas dan praktek swasta yang sudah bekerjasama sebelumnya, sehingga meskipun masyarakat melakukan vaksinasi di praktek swasta namun vaksinnya tetap gratis.

Puskesmas telah menerapkan penyesuaian pelayanan agar risiko penularan COVID-19 saat melayani masyarakat dapat dikurangi sekecil mungkin. Penyesuaian dilakukan dengan 3 (tiga) hal utama yaitu : melakukan screening, pemisahan alur layanan untuk pasien dengan gejala ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) dan mitigasi struktural seperti penambahan barrier antara tenaga kesehatan dengan pasien serta pengaturan fasilitas pada jarak aman antar pasien. 

Puskesmas Cilodong juga telah mulai melakukan tracing (penelusuran kontak) Covid-19. Namun, imbuh Rama, Puskesmas Cilodong saat ini belum  memiliki tenaga SDM terlatih untuk melakukan penelusuran kontak. Berdasarkan laporan yang dia terima, saat ini tenaga kesehatan yang turun ke lapangan adalah perawat dan dokter yang belum mendapatkan pelatihan resmi terkait investigasi wabah, sehingga kedepan sangat penting untuk segera mengejar ketertinggalan skill tersebut melalui pelatihan yang mungkin saat ini bisa dilaksanakan secara on line, agar kegiatan penelusuran kontak yang dilaksanakan di Puskesmas mampu dianalisa secara epidemiologi sehingga dapat memberikan  pertimbangan teknis dalam intervensi COVID-19.  Jumat (19/6).

Berdasarkan pemantauannya, Rama melihat Pukesmas Cilodong tidak memiliki tenaga ahli epidemiologi untuk melakukan analisis epidemiologi."Ke depan Puskesmas ada rencana untuk melakukan analisis bersama FKM UI yang kebetulan salah satu ahlinya akan melakukan penelitian di Puskesmas Cilodong," tuturnya.

Terkait dengan prosedur pemeriksaan specimen COVID-19, Puskesmas Cilodong tidak melakukan pengambilan sampel. Selama ini, terang Rama, pengambilan sampel dilakukan melalui rujukan ke Labkesda/RSUI. Sebelumnya Puskesmas Cilodong memiliki 1 analis laboratorium (D4), yang saat ini telah dipindahkan untuk memperkuat Labkesda dalam analisis pemeriksaan spesimen.

Untuk meningkatkan kapasitas penelusuran kontak, Rama meminta, pihak puskesmas untuk melakukan pelatihan bagi tenaga kesehatan tentang epidemiologi dan investigasi wabah. Pelatihan bagi tenaga kesehatan menurutnya bisa dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok bersama lembaga pelatihan kesehatan yang ada.

Selain itu, untuk mengantisipasi penolakan dari warga untuk diambil spesimennya, menurut Rama perlu ada kebijakan yang lebih kuat, meskipun sebelumnya telah ada surat edaran walikota yang mewajibkan perawatan bagi pasien positif, namun belum mewajibkan pemeriksaan spesimen bagi kontak erat, agar tidak terjadi penolakan saat harus dilakukan pemeriksaan spesimen," tandasnya. (*)

Kontributor Foto:
Reporter: