KEMENKO PMK -- Kanker merupakan penyakit paling mematikan di dunia. Kanker membunuh hampir 9 juta orang dengan sekitar 14 juta diagnosa baru setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Globocan yang dirilis badan kesehatan dunia (WHO), di Indonesia, pada tahun 2020 terdapat 396.914 kasus baru, dan 234.511 kematian akibat kanker.
Kanker bisa menyerang siapapun dan jenisnya juga beragam. Namun, ada beberapa jenis kanker yang menyerang ke jenis kelamin atau umur tertentu, seperti kanker payudara, kanker leher rahim (serviks), kanker indung telur (ovarium), yang dominan diderita oleh kaum hawa. Ketiga jenis kanker itu menyumbang angka kematian yang tinggi di Indonesia.
Karenanya, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Dharma Wanita Persatuan (DWP) ke-24, DWP Kemenko PMK dan Klinik Pratama Kemenko PMK menyelenggarakan Seminar Kesehatan "Deteksi Dini Kanker: Wanita Peduli, Cegah dan Tangani Kanker". Kegiatan seminar dilakukan di Ruang Heritage Kemenko PMK dan secara daring melalui kanal Zoom/Youtube pada Selasa (12/12/2023).
Penasihat DWP Kemenko PMK Suryan Widati Muhadjir Effendy menyampaikan, faktor kesehatan merupakan penentu dalam keberhasilan Indonesia dalam melakukan pembangunan berkelanjutan dan menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045. Karenanya, di samping penanganan stunting, kemiskinan ekstrem, maka kesehatan masyarakat Indonesia harus terjaga supaya generasi emas SDM Indonesia bisa menggapai cita-cita tersebut.
"Saya yakin kesemua tujuan mulia itu tidak akan tercapai apabila kita belum bisa mengatasi masalah kesehatan salah satunya adalah kanker. Oleh karena itu saya sangat mengapresiasi tema yang kita pilih dalam rangka Hari Ulang Tahun Dharma Wanita Persatuan," ujar Wida
Wida menyatakan, kaum perempuan harus lebih sadar tentang apa saja yang dapat kita lakukan untuk mengenali lebih jauh, lebih mengerti kanker. Bagaimana cara mendeteksi dini, cara mencegah agar penyakit kanker ini tidak sampai diderita. Ataupun kalau diderita dapat kita tangani agar pengobatannya dapat lebih maksimal.
"Deteksi kanker sangat penting, oleh karena itu mari kita bersama-sama membangkitkan lagi semangat kita mendeteksi kanker. Termasuk mempromosikan gaya hidup sehat. Mengelola stress. Mengelola emosi di tengah berbagai macam dinamika zaman yang saat ini sedang terjadi," ucapnya.
Kegiatan dihadiri oleh Penasihat DWP Kemenko PMK Suryan Widati Muhadjir Effendy, Ketua DWP Kemenko PMK Nungky Andie, Ketua Pelaksana Dian Nurheni Warsito, Moderator Indah Imam, MC Lanny M. Thomas Siregar, dan jajaran pengurus DWP Kemenko PMK. Kegiatan dihadiri oleh 200 peserta dari para pegawai Kemenko PMK dan unsur masyarakat yang hadir secara daring dan luring.
Kegiatan seminar menghadirkan narasumber yang berpengalaman dan kompeten di bidangnya, yaitu dr. Abdul Rachman SpB.Subsp.Onk.(K), Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia cabang Banten; Dian Prapti Amd.Kep dari Yayasan Pemerhati Kanker Indonesia (YPKI); Roza Marthalisa Survivor Breast Cancer pegiat Lovepink Indonesia.
Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia cabang Banten dr. Abdul Rachman SpB.Subsp.Onk.(K) menjelaskan, kanker payudara merupakan jenis kanker dengan kasus baru kanker tertinggi di Indonesia tahun 2020, sebanyak 65.858 kasus. Kasus ini termasuk melanda laki-laki.
Namun, menurut Abdul, banyak masyarakat yang tidak mendeteksi sejak dini sehingga ketika diperiksakan sudah mengalami stadium lanjut. Oleh karenanya penting dilakukan pencegahan secara primer dan sekunder. Pencegahan primer yang terpenting yaitu melalui kegiatan sosialisasi edukasi. Kemudian pencegahan sekunder melalui pemeriksaan deteksi secara dini melalui individual ataupun klinis seperti USG dan Mammografi.
Salah satu cara terbaik untuk mencegah deteksi dini kanker payudara adalah dengan melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari). Ini dianjurkan dilakukan satu bulan sekali, setiap bulan pada hari ke 10 setelah menstruasi. Dilakukan dengan 3D, dilihat diraba dipencet. Keuntungan deteksi dini yaitu lebih cepat tertangani, tidak meningkatkan stadium, tidak sampai kemoterapi, dan tidak menyebabkan fatalitas.
Dian Prapti Amd.Kep dari Yayasan Pemerhati Kanker Indonesia (YPKI) menyampaikan bahwa sosialisasi dan edukasi deteksi kanker sejak dini sebagai upaya preventif perlu dilakukan. Terutama untuk tiga kanker yang sering melanda perempuan yaitu kanker payudara, serviks dan ovarium. Karena itu YPKI memberikan informasi kepada masyarakat mengenai faktor pemicu penyebab kanker mengenali secara dini gejala kanker. Juga memberikan bantuan untuk penderita kanker dari kalangan tidak mampu.
Dia menyampaikan, kanker disebabkan oleh faktor ketunan genetik, pola hidup, dan pengaruh lingkungan seperti terpapar kimia. Untuk mencegah kanker perlu lakukan pola makan yang sehat dan teratur, konsumsi makanan sehat berserat tinggi seperti buah sayur, hindari makan yang berlemak tinggi berlebihan, hindari merokok, hindari makanan berpengawet, dan olahraga teratur.
Roza Marthalisa, Survivor Breast Cancer dan pegiat Lovepink Indonesia menceritakan pengalamannya sebagai penyintas kanker. Dia menceritakan pengalamannya terkena kanker payudara pada umur 37 tahun dan harus diangkat payudaranya. Dia menyampaikan, kesadaran dan deteksi dini yang dilakukannya sangat kurang. Sehingga tidak bisa tertangani dengan baik dan harus melakukan kemoterapi sampai sembuh.
Menurut Roza Marthalisa, pendeteksian kanker sejak dini dengan Sadari penting dilakukan. Menurutnya, penyebab kanker tidak diketahui dengan pasti, yang jelas dia mengatakan, kanker bisa diketahui dan ditangani dengan dilakukan pendeteksian sejak dini.
Selain seminar, juga dilakukan kegiatan donor darah, kesehatan dasar, Sadanis, IVA test dan kegiatan bazzar UMKM dari DWP Kemenko PMK. Menariknya, diisi dengan kegiatan kuis berhadiah menarik yang diikuti dengan aktif
oleh para peserta.