Sinergitas dan kolaborasi antar pemangku kepentingan: Kunci membangun Ekosistem Ekonomi Syariah Indonesia

KEMENKO PMK — Plt. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Warsito mengapresiasi Makassar Islamic Fair (MIF) 2024 sebagai langkah kongkret implementasi gotong royong memajukan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. 

Hal tersebut disampaikan saat mewakili Menko PMK membuka Makassar Islamic Fair (MIF) 2024 yang merupakan program kolaborasi antara MUI Sulawesi Selatan dan PW Muhammadiyah Sulawesi Selatan di gedung Wisma Negara Kota Makassar, Rabu (31/7/2024).

“MIF 2024 merupakan event penting untuk meningkatkan literasi syariah kepada masyarakat sekaligus menghadirkan Islam yang moderat di Indonesia khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan,” jelas Deputi Warsito.

Lebih lanjut, melalui MIF ini diharapakan lahir UMKM-UMKM yang bernafaskan Islam dan memberikan warna terhadap ekonomi syariah yang mampu mengungkit ekonomi kerakyatan di Indonesia. Sebagai pilar ekonomi kerakyatan, peran UMKM diharapkan dapat menekan kesenjangan sosial atau gini ratio.

“UMKM kita mampu mendukung 61% dari total PDB. Ini menunjukan bahwa komitmen kuat pemerintah untuk menyejahterakan rakyat perlu mendapat dukungan melalui sinergitas dan kolaborasi bersama berbagai organisasi keagamaan”, ungkap Warsito.

Dalam konteks global, ekonomi syariah telah menjadi arena pertarungan industri dunia. Laporan SGIE 2023 menyebutkan industri tersebut diantaranya Halal Food, Islamic Finance, Modest Fashion and Apparel, Halal Pharmaceuticals, Halal Cosmetics, dan Media & Recreation. Indonesia termasuk sebagai salah satu pemain di 6 sektor tersebut dan saat ini berada rangking ke-3 di bawah Malaysia dan Arab Saudi.

“Bapak Wapres mendaklarasikan Indonesia kelak menjadi kiblat ekonomi dan keuangan syariah, sehingga Sulawesi Selatan diharapkan dapat menjadi pilar ekonomi syariah di bagian timur, imbuh Deputi Warsito.

Deputi Warsito menekankan, dalam rangka mendukung pengembangan industri halal di Indonesia maka dibutuhkan ekosistem ekonomi syariah yang kuat. Ekosistem ini dapat terwujud apabila ada integrasi dari setiap elemen pendukung, seperti program-program pemberdayaan, media promosi hingga penguatan edukasi literasi syariah.

Pada kesempatan tersebut, Deputi Warsito juga menekankan bahwa ekonomi syariah perlu ditingkatkan bukan hanya pada dunia perbankan saja, namun juga pada kebutuhan masyarakat sehari-hari. Sehingga, dibutuhkan komitmen semua pihak untuk bekerja keras membangun kolaborasi dan sinergi guna memberdayakan UMKM syariah dan produk halal. Oleh karena itu, event MIF ini juga wajib diagendakan untuk meningkatkan literasi masyarakat terkait ekonomi dan keuangan syariah terutama di level grass root yaitu masyarakat umum dan pelaku UMKM.

“Ini merupakan integrasi seluruh pelaku ekonomi syariah baik dalam koteks perbankan, kemudian juga produk halal, maka 6 sektor halal itu harus benar-benar terjalin kerja sama yang utuh dan saling menguatkan, dan Makassar Islamic Fair ini adalah salah satu medianya”, jelasnya.

Mengakhiri sambutannya, Deputi Warsito mengimbau agar seluruh masyarakat Makassar dan sekitarnya meramaikan dan mendukung event Makassar Islamic Fair (MIF) yang diselenggarakan pada tanggal 31 Juli - 25 Agustus 2024. Ia berharap agar event ini menjadi acara yang menyenangkan dan menyejukkan, tidak hanya bernilai secara ekonomi namun juga menjadi ruang dakwah dan syiar kepada masyakat Sulawesi Selatan.

Hadir dalam acara itu, Sekjen MUI Pusat Sekjen MUI Pusat KH. Emirsyah Tambunan, Plh. Sekda Sulawesi Selatan, Andi Darmawan Bintang M.Dev, Ketua Umum MUI Sulawesi Selatan, Prof. Najamuddin Abd. Shafa, Ketua PWM Sulawesi Selatan, Prof. Ambo Asse, Walikota Makassar, H. Mohammad Ramdhan Pomanto, Wakil Ketua MUI Sulawesi Selatan sekaligus Ketua Panitia Makassar Islamic Fair (MIF) 2024 Prof. Mustari Bosra.

Kontributor Foto:
Reporter: