Jakarta (6/4) -- Perempuan memiliki peranan penting di dalam pembangunan bangsa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan peranan perempuan ialah dengan memberdayakan secara ekonomi.
Faktanya, lebih dari 80% pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia merupakan perempuan. Hal itu membuktikan perempuan mampu berdaya secara ekonomi serta berkontribusi terhadap pembangunan bangsa.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Femmy Eka Kartika Putri mengatakan bahwa perempuan harus diberikan bekal agar siap berkontribusi dalam pembangunan.
"Dalam aspek ekonomi, perempuan sangat bisa berperan. Akan tetapi mereka perlu diberikan bekal agar mereka bisa kompeten untuk dapat mengembangkan usaha mereka sehingga lebih sejahtera," ujarnya saat Rapat Persiapan Seminar Nasional di Amos Cozy Hotel, Jakarta, Selasa (6/4).
Dalam rangka mendukung upaya pemberdayaan perempuan melalui peningkatan kompetensi, Kemenko PMK menyelenggarakan seminar nasional yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan "Perempuan Kompeten Dalam Peran Ganda di Era Ekonomi Digital."
Dijelaskan Femmy, akan ada dua seminar nasional dalam rangkaian tersebut yaitu seminar Perempuan Kompeten di Era Ekonomi Digital Percepat Pemulihan Ekonomi Nasional yang akan diselenggarakan 20 April 2021 sekaligus menyambut Hari Kartini dan seminar Perempuan Kompeten Sebagai Pendidik Generasi Emas Bangsa yang Berkualitas dan Berdaya Saing pada 4 Mei 2021 memperingati Hari Pendidikan Nasional.
Dua tema besar seminar itu diambil mengingat perempuan memiliki peranan ganda. Di samping berperan sebagai ibu yang merupakan pendidik bagi anak-anak di rumah juga bisa berperan untuk membantu perekonomian keluarga bahkan berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional.
"Perempuan adalah makhluk yang kuat. Bukan hanya mendidik anak, tetapi banyak juga perempuan bekerja untuk membantu ekonomi keluarga bahkan menjadi tiang keluarga," cetus Femmy.
Namun demikian, perempuan bekerja memiliki beragam tantangan. Apalagi di era pandemi Covid-19, perempuan dituntut menguasai teknologi untuk dapat mengembangkan usaha demi membantu perekonomian keluarga maupun secara nasional.
"Di sinilah tanggung jawab pemerintah dan juga semua stakeholder untuk memberikan pelatihan, pengetahuan, skill yang bisa membekali mereka sehingga lebih kompeten dalam berekonomi," pungkasnya.
Senada, Puspita Zorawati dari Woman Shine menambahkan bahwa perlu gerakan nasional untuk memperkuat upaya agar perempuan menjadi lebih kompeten dalam menjawab tantangan zaman. Langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu membuka pikiran (mindset) perempuan untuk mengembangkan potensi.
"Perempuan selain harus memiliki pikiran terbuka juga harus diberikan pembekalan capacity building sehingga memiliki skill-skill baru yang diperlukan untuk menjawab tantangan zaman termasuk kemampuan melek terhadap teknologi," pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut, perwakilan dari Permodalan Madani Nasional (PMN), Kemenko Perekonomian, Kemenkop UKM, OJK, serta beberapa instansi terkait juga turut menyatakan dukungan untuk menjadikan perempuan kompeten dan berdaya secara ekonomi.