Menko PMK: Segerakan Terapi Konvalesen, Jangan Tunggu Kritis

Surabaya (16/2) -- Terapi plasma konvalesen diyakini efektif dalam upaya penyembuhan pasien Covid-19. Berdasarkan laporan dari rumah sakit-rumah sakit yang telah melaksanakan terapi plasma konvalesen, efektivitas  terhadap pasien Covid-19 bergejala ringan hingga sedang bisa mencapai hampir 100%.

Kendati demikian, menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, pelaksanaan terapi plasma konvalesen harus tepat sehingga mendapatkan hasil yang efektif.

"Saya meminta kepada petugas kesehatan untuk tidak menunda-nunda pasien Covid-19 mendapatkan plasma. Jangan ditunggu sampai berat baru kemudian diplasma, apalagi sudah kritis," ujarnya saat memantau langsung kegiatan donor plasma konvalesen di Kantor PLN Kota Surabaya dan UDD PMI Kota Surabaya, Selasa (16/2).

Muhadjir mengungkap apabila kondisi pasien Covid-19 sudah kritis, terlebih sampai melampaui badai sitokin, kemungkinan donor plasma konvalesen menjadi tidak efektif.

"Jadi diupayakan apabila sudah ada gejala sedang harus segera diinfus, dibantu dengan plasma. Insya Allah hasilnya bagus," tegas Menko PMK.

Akan tetapi, ungkapnya, pelaksanaan donor plasma konvalesen di berbagai daerah masih menghadapi tantangan. Utamanya yaitu kesulitan mencocokkan golongan darah antara pendonor dengan pasien Covid-19 sebagai penerima donor plasma konvalesen.  

Ia pun mengungkap stok plasma konvalesen secara nasional masih sangat sedikit yaitu hanya 159 kantong dengan berbagai macam jenis golongan darah. Sementara pasien yang antre untuk mendapatkan donor plasma konvalesen 626 orang dan yang sudah didistribusikan mencapai 17.133 kantong.

"Stok plasma kita masih sangat kurang. Karena itu, kita sedang kampanye besar-besaran untuk menarik para penyintas agar bersedia mendonorkan plasmanya," tutur Muhadjir.

Selain DKI Jakarta, sebutnya, Kota Surabaya memiliki angka jumlah pendonor paling tinggi. Hal itu disebabkan ketersediaan alat yang cukup yaitu sebanyak 4 (empat) unit sehingga memudahkan pendonor memperoleh akses.

Lebih lanjut, kata Menko PMK, pengaturan distribusi stok plasma konvalesen berlaku secara nasional. Artinya ia mencontohkan, stok plasma konvalesen di Kota Surabaya bisa didistribusikan untuk membantu pasien Covid-19 di luar Pulau Jawa.

"Pengadaan agar diatur lebih baik supaya tidak terjadi keterlambatan. Begitu pun dengan alat yang belum merata, akan kita sebar supaya merata terutama di luar Pulau Jawa," pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut, Menko PMK bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini juga sekaligus menyerahkan penghargaan kepada 2 orang pendonor plasma konvalesen sebanyak 10 kali atas nama Agus Eko Nirnowo dan Luki Handoko serta pendonor darah 243 kali atas nama Georgious Rudy Katopo, penggerak donor darah atas nama Totok Sudarto, dan beberapa pemberi bantuan atau donatur.

Selain itu juga dilakukan penyerahan secara simbolis bantuan kemanusiaan berupa peralatan dan fasilitas donor plasma konvalesen dari instansi (PLN, PT Pelabuhan Indonesia III, PT Sinar Indah Kencana) kepada PMI.

Kontributor Foto:
Reporter: