Kemenko PMK – (11/12) Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) merupakah sebuah survei yang yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan melalui Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK). SSGI bertujuan untuk mengetahui status gizi balita, seperti stunting, wasting, underweight, dan overweight. Selain itu, SSGI 2024 juga bertujuan untuk mengukur indikator sasaran intervensi pesifik dan sensitif.
Saat ini, pelaksanaan SSGI 2024 telah sampai pada tahap pengumpulan data, untuk mendapatkan data yang valid dan berkualitas maka dilakukan pemeriksaan/supervisi di beberapa lokasi pengumpulan data oleh tim SSGI Pusat, Tim Pakar dan Stakeholders terkait.
Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Jelsi Natalia Marampa bersama tim melaksanakan supervisi SSGI 2024 di Desa Kemang, Kab. Bogor pada Rabu, 11 Desember 2024.
“dengan dilakukannya supervisi ini diharapkan para petugas mengukur sesuai SOP yang sudah ditentukan sehingga data yang dihasilkan lebih valid dan berkualitas serta dapat menjadi acuan dalam percepatan penurunan stunting” jelas Jelsi. Selain itu dengan pemantauan ini diharapkan apabila ditemukan kekurangan atau kesalahan akan menjadi bahan perbaikan untuk pelaksanaan survei gizi mendatang, meskipun saat ini untuk pelaksanaan survei sudah dilakukan oleh pihak ketiga untuk meminimalisir intervensi pemerintah daerah
Dalam 1 hari petugas SSGI maksimal hanya melakukan pengukuran pada 1 Blok Sensus yang terdiri dari 5 rumah tangga. Hal tersebut dilakukan agar menjaga kualitas data dan meminimalisir kesalahan pengukuran akibat terlalu banyaknya sampling yang diukur dalam sehari.
Dalam kunjungannya, Jelsi juga mengungkapkan dalam satu kali kunjungan ke rumah tangga, diperlukan waktu 1 – 2 jam.
“satu rumah tangga, kira - kira 1 – 2 jam karena pengukuran harus sesuai SOP, alat ukur harus selalu terkalibrasi dan berada di tempat yang sesuai agar tidak terjadi kesalahan pengukuran. Selain itu, tidak hanya bayi/balita yang diukur tetapi ibunya juga ikut diukur”. Namun masih ada sedikit kekurangan dalam menimbang balita, jarena masih menggunakan diaper dan celana dengan bahan tebal dimana hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap status gizi dari hasil penimbangan khususnya sangat crusial pada kelompok usia 0-23 bulan
Turut hadir Sekcam Kemang, Kepala Desa, Bidan desa, perwakilan puskesmas dan para kader dalam pelaksanaan supervisi tersebut.