Kemenko PMK Beri Arah Kebijakan Revolusi Mental pada Gugus Tugas Bali

Provinsi Bali menjadi satu daerah dengan komitmen terbaik atas pelaksanaan program Revolusi Mental. Terbukti, telah terbentuk 100 persen Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental (GT GNRM) di seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), melalui Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum menyelenggarakan Kegiatan Penguatan GNRM pada Prioritas Nasional Gerakan Indonesia Bersatu di Prime Plaza Hotel, Bali (10/3). Dalam kesempatan itu, Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan, Drajat Wisnu Setyawan, mewakili Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum, menyebutkan pentingnya GNRM untuk memperbaiki dan membangun karakter bangsa.

Menurutnya, GNRM adalah gerakan nasional untuk memperbaiki dan membangun karakter bangsa Indonesia dengan mengubah cara pandang, pola pikir, sikap-sikap, nilai-nilai dan perilaku bangsa Indonesia untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian.

“Semuanya itu mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong berdasarkan Pancasila. Revolusi Mental merupakan upaya besar kita bersama dalam menguatkan  karakter dan wawasan kebangsaan Indonesia, “ucapnya dalam sambutan pembukaan.

Provinsi Bali menjadi satu daerah dengan komitmen pelaksanaan program Revolusi Mental yang baik. Terbukti dari telah terbentuknya Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental (GT GNRM) di seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali. Untuk prestasi ini, Kemendagri memberikan apresiasi berupa Piagam Penghargaan kepada Kesbangpol Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali.

Pada kesempatan itu, Asisten Deputi Revolusi Mental Kementerian Koordinator Pembangunan dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Katiman Kartowinomo, memberikan materi berisi Arah Kebijakan Revolusi Mental tahun 2022. Materi itu sangat penting sebagai panduan Gugus Tugas Daerah (GTD) seluruh Kabupaten/Kota se Provinsi Bali dalam pelaksanaan GNRM.

Pada pelaksanaan tahun 2022, GNRM mengusung tema “Teguhkan Tekad, Bangkit demi Negeri” dengan fokus Nilai Etos Kerja. Dalam paparannya disampaikan Revolusi Mental merupakan gerakan untuk perubahan cara berpikir, cara bekerja dan cara hidup baru yang dilakukan secara cepat dan masif.

Dijelaskannya, terdapat 3 Nilai Strategis Instrumental Revolusi Mental (Etos Kerja, Gotong Royong dan Integritas) yang di-internalisasi kepada masyarakat melalui 5 Gerakan (Indonesia Melayani, Bersih, Tertib, Mandiri, dan Bersatu) dengan melibatkan unsur pentahelix untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang berdaulat, maju, adil dan makmur.

Pelaksanaan Gerakan Indonesia Melayani difokuskan pada perbaikan kualitas pelayanan publik.  Pada tahun 2021, Indeks Pelayanan Publik (IPP) secara nasional memang mengalami penurunan. Dari tahun sebelumnya 3.84 menjadi 3.79. Hal ini disebabkan oleh pandemi covid-19 yang fluktuatif dan penambahan lokus evaluasi secara masif. Namun upaya perubahan dalam pelayanan publik terus digenjot agar semakin baik.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan mendorong percepatan pembangunan Mall Pelayanan Publik (MPP) di tingkat Kabupaten/Kota. Sampai dengan tahun 2021 sejumlah 50 MPP sudah dibangun, dan untuk tahun 2022 ditargetkan sebanyak 25 MPP baru akan dibangun.

Kedua, Gerakan Indonesia Tertib difokuskan pada program Tertib Protokol Kesehatan (prokes) di masa pandemi Covid-19. Dari tahun 2020 s.d. 2021 tercatat peningkatan penerapan prokes oleh masyarakat dengan menurunnya jumlah pelanggaran prokes. Tren ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin tertib dalam melaksanakan prokes sebagai salah satu upaya bersama dalam penanggulangan pandemi covid-19.

Selain tertib prokes, program selanjutnya yaitu Electronic Traffic Law Enforcement (E-TLE) atau lebih dikenal dengan E-tilang. Selama tahun 2021, penerapan kebijakan ini dapat menurunkan rata-rata pelanggaran harian sebesar 10-40% pada lokasi yang telah dipasang sarana prasarana E-TLE. Perlu diakui bahwa kebijakan tilang elektronik ini masih memiliki beberapa kendala dan perlu optimalisasi agar menimbulkan budaya tertib berlalu lintas dari masyarakat.

Ketiga, Gerakan Indonesia Bersih difokuskan pada Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) dan peningkatan kesadartahuan tentang pengelolaan sampah untuk masyarakat. PSEL Benowo yang telah beroperasi sejak tahun 2021 menjadi pilot project. PSEL ini mampu menyulap 1000 ton sampah per hari menjadi 9 MegaWatt Listrik dengan potensi pengguna sebesar 5.885 kepala keluarga. Di sisi hilir, masyarakat juga didorong untuk makin menjaga lingkungan dan penerapan ekonomi sirkular.

Keempat, Gerakan Indonesia Mandiri (GIMa), program KUR (Kredit Usaha Rakyat) menjadi salah satu fokus program tahun 2021. Program KUR sebagai upaya perlindungan dan dukungan bagi usaha kecil selama pandemi, peningkatan akses dari 253 triliun menjadi 285 triliun, dan perpanjangan tambahan subsidi bunga KUR sebesar 3%. Menurut data Global Entrepenuership Index, Indonesia menduduki peringkat 74 dari 137 negara untuk peningkatan kewirausahaan dan hal ini harus didorong terus peningkatannya.

Program lain untuk GIMa adalah Kartu Prakerja, sebuah trobosan untuk meningkatkan literasi dan kesadaran terhadap struktur pasar kerja yang dinamis. Program ini juga meningkatkan perilaku tenaga kerja yang lebih adaptif terhadap kemajuan teknologi. Program Kartu Pra Kerja juga mendorong UMKM untuk bangkit di masa pandemi. Sebanyak 33% dari 15 ribu peserta merupakan pelaku UMKM.

Terakhir, Gerakan Indonesia Bersatu. Pada tahun 2021 telah dibentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) di tengah masyarakat yang diharapkan mampu menjaga keutuhan dan kesatuan NKRI. Pengukuran indeks kerukunan umat beragama tahun 2021 menunjukan tren kategori tinggi dengan nilai 72,39 naik dari tahun sebelumnya sebesar 67,46.

Ditengah kondisi pandemi, kesadaran masyarakat Indonesia untuk saling bergotong royong saling membantu patut diapresiasi. Dari data Charities Aid Foundation (CAF) tahun 2021, warga Indonesia menjadi peringkat pertama dari 114 negara pada tahun 2021.

Asisten Deputi Revolusi Mental mengajak para peserta kegiatan untuk memulai aksi nyata perubahan. Upaya mengubah mental negatif yang ada di kehidupan menjadi mental positif. Untuk itu, keterlibatan seluruh komponen masyarakat sangat diharapkan. Gerakan revolusi mental dimulai dari diri sendiri serta dapat ditularkan pada organisasi dan kepada masyarakat, “tegas Katiman.

Pada kesempatan itu, acara ditutup dengan asistensi pengisian laporan monitoring evaluasi pelaksanaan GNRM di Daerah oleh Kemenko PMK bersama Kemendagri melalui aplikasi SiMonev GNRM kepada Kesbangpol Provinsi dan Kabupaten/Kota se- Provinsi Bali.

Kontributor Foto:
Reporter: