KAMPUNG BOLANG CERMIN BUDAYA SUNDA

Indonesia dikaruniai banyak sekali kekayaan sumber daya alam, baik di darat maupun laut. Begitu juga dengan berbagai potensi budaya serta adat istiadat yang ada di setiap daerah mestinya dapat dimanfaatkan menjadi sumber penghidupanterutama pendapatan bagi masyarakat sekitar.

Di Kecamatan Tanjungsiang, Subang, Jawa Barat, terdapat sebuah desa asri dengan kekayaan budaya yang masih asli yaitu Desa Cibuluh.Desa Cibuluh berjarak cukup jauh sekitar 37 km dari pusat Kota Subang. Jarak tempuhnya pun lumayan lama sekitar satu jam menggunakan kendaraan bermotor.

Namun demikian, hal itu tidak lantas menjadi kendala bagi para wisatawan yang ingin berkunjung. Terbukti, pada tahun 2017, popularitas Desa Wisata Cibuluh, khususnya Kampung Bolang, justru relatif meningkat seiring dengan ramainya kunjungan wisatawan dari berbagai kota.

Wisatawan yang berkunjung ke Kampung Bolang, akan mendapatkan suguhan pemandangan yang luar biasa. Pesona alam pedesaan, pesawahan, kolam ikan, sungai-sungai yang mengalir, air terjun, rimbunnya pepohonan, segarnya udara, dan tentunya keramahan masyarakat setempat.

Tidak hanya menikmati kesejukan kampung yang dikelilingi bukit dan pegunungan, wisatawan juga bisa mencoba secara langsung aneka permainan tradisional yang semuanya memanfaatkan kekayaan alam. Seperti, jajangkungan awi, momotoran awi, kelom awi, atau masih banyak lagi permainan lembur (kampung) lainnya.

Desa Wisata Cibuluh saat ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan nama unit usaha pariwisata. Ada beberapa paket wisata desa yang ditawarkan, semuanya dijamin akan memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang budaya masyarakat desa, khususnya masyarakat sunda.

Ada tiga dusun di Desa Cibuluh, yaitu Bolang 1, Bolang 2, Bolang 3, dan Ciseupan. Wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut akandiperkenalkan dengan budaya sawah, budaya sungai, budaya bercocok tanam, serta budaya kesenian dan permainan tradisional yang biasa dilakukan masyarakat desa.

Misalnya, jika sedang musim menanam padi, pengunjung diajak turun ke sawah mencangkul sawah dan menanam padi. Pengunjung diperkenalkan proses pembuatan makanan tradisional yang dibuat oleh warga sekitar dan bisa mencoba proses pembuatannya. Disajikan juga wisata indahnya alam Curug Ciseupan dan Monumen Perjuangan.

Berbagai aneka fasilitas wisata desa lain yang tersedia, diantaranya, Saung Mulan, Tepas Seuweu, dan Saung Budaya Balong. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri yang perlu dikunjungi dan dinikmati.

Saung Mulan merupakan destinasi wisata yang memiliki daya tarik sebuah plang bertuliskan ‘Desa Wisata Cibuluh’, ‘Bolang’ dengan huruf berukuran besar yang dirangkai dari bambu. Seperti namanya, mulan, berarti bulan, Saung Mulan sangat cocok dijadikan tempat untuk menikmati keindahan malam bulan purnama sembari diiringi pagelaran budaya.

Sedangkan Tepa Saeweu berada di pinggiran pematang sawah. Terdapat dua saung kecil dan dua saung tempat memajang berbagai jenis kerajinan, serta satu saung sebagai panggung utama. Di sini, umumnya para wisatawan bisa langsung belajar cara membuat kerajinan dan cinderamata serta berlatih aktivitas kesenian.

Saung Budaya Bolang adalah yang paling sering dikunjungi wisatawan, mulai domestik sampai mancanegara. Tempatnya berada di pinggir sawah dan menjadi pusat komunitas permainan tradisional atau yang lebih dikenal sebagai Komunitas Hong.

Komunitas Hong didirikan sejak tahun 2005 oleh seorang pakar permainan tradisional Indonesia yang juga Doktor Bidang Desain dan Kajian Budaya Mainan Tradisional dari Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung (ITB) Zaini Arif.

Ia mengungkapkan bahwa di Saung Budaya Bolang terdapat 2.600 permainan tradisional seluruh Indonesia dan 350 permainan seluruh Jawa Barat. Untuk bisa bermain bersama memainkan permainan tradisional, minimal harus diikuti oleh 50 orang, dengan biaya Rp50.000,-/orang. Biasanya ada 10 permainan yang akan dipraktikkan, dua diantaranya permainan di air.

Salah satu permainan di air, yang beberapa waktu lalu sempat menghebohkan daerah sekitar Sungai Cibojong, Cidahu, Sukabumi, adalah permainan papancakan. Pasalnya, ditemukan ratusan tumpukan batu yang kemudian oleh sejumlah orang dikaitkan dengan kejadian hal-hal gaib.

Para pengunjung Kampung Bolang, Desa Cibuluh, juga bisa menikmati permainan papancakan itu bersama warga dan Komunitas Hong Bolang. Sehari-hari, permainan itu kadang dimainkan oleh anak-anak di Desa Cibuluh, yang dilalui tujuh aliran sungai.

“Ini bentuk sosialisasi permainan tradisional papancakan, menumpuk dan menyusun batu hingga setinggi mungkin, tempatnya di sungai,” ujar Zaini Alif.

Menurutnya, permainan papancakan atau menumpuk batu itu banyak memiliki manfaat bagi anak. Diantaranya, melatih kesabaran, kreativitas, keseimbangan, hingga konsentrasi. Lebih penting lagi, anak-anak diajak mengenal dan merasakan alam, khususnya unsur bebatuan dan air.

“Kalau di luar negeri, papancakan dikenal dengan nama rock balancing. Bedanya, untuk papancakan tumpukannya lebih sederhana, sedangkan rock balancing lebih rumit, tingkat kesulitannya tinggi, serta kaya sentuhan seni,” papar Zaini.

Pasar Desa Wisata Anak Juara

Rupanya, daya tarik permainan tradisonal yang ada di Kampung Bolang juga menarik perhatian Atalia Praratya Kamil, istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Belum lama, tepatnya April lalu, ia mencoba salah satu permainan anak tradisional yaitu bedil karet, dilanjutkan dengan meninjau pasar talawengkar.

Pasar talawengkar mengusung konsep belanja dengan transaksi menggunakan kepingan genting. Pembeli yang hendak belanja harus menukarkan dulu uang rupiah dengan talawengkar.

Sembari mencoba permainan tradisional, kedatangan Atalia ke Kampung Bolang juga sekaligus untuk menghadiri pembukaan pasar desa wisata anak juara. Tujuan kegiatan pasar desa wisata anak juara menuju provinsi layak anak agar desa wisata anak juara dapat menyosialisasikan permainan anak tradisional sebagai media pewaris nilai-nilai budaya yang terkandung pada setiap permainan anak tradisional khas Jawa Barat untuk membangun karakter masyarakat Jawa Barat.

Terlepas dari itu, Kampung Bolang dengan suguhan keindahan alamnya yang memesona telah menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk dapat senantiasa mengembangkan potensi wisata yang ada di daerah masing-masing. Kendati belum ada laporan mengenai berapa jumlah nilai investasi serta keuntungan yang didapatkan dari Kampung Bolang, namun yang pasti telah mengangkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.