Peran Gerakan Pramuka Dalam Penanggulangan Bencana Perlu Dikuatkan

KEMENKO PMK -- Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2030 mendatang. Kesempatan itu harus dioptimalkan dengan meningkatkan kapasitas peran pemuda sebagai generasi aktif.  Pemuda memiliki peran yang strategis dalam mendukung pembangunan masyarakat sebagai cermin kekuatan bangsa di masa mendatang.

Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK Letjen TNI (Purn.) Sudirman menjelaskan, dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menumbuhkan peran serta pemuda dalam pembangunan, organisasi kepemudaan memiliki peranan penting.

Sudirman mengatakan, Gerakan Pramuka Indonesia sebagai organisasi kepemudaan merupakan salah satu wadah bagi pemuda untuk mengaktualisasikan diri dalam pembangunan. Hal itu disampaikannya saat menyampaikan sambutan kunci dalam Rapat Koordinasi Kerja Sama Dalam Negeri Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, secara daring, pada Selasa (30/11).

"Sejalan dengan misi Gerakan Pramuka Indonesia, yakni mengarahkan dan menjadikan kaum muda sebagai agen of change atau pelopor perubahan yang lebih inovatif relevan dan berguna bagi bangsa, negara, dan masyarakat Indonesia yang sesuai marwah Gerakan Pramuka yang berkarakter berkebangsaan dan memiliki kecakapan hidup," ujar Sudirman.

Deputi Sudirman menyampaikan, dalam mendorong pembangunan bangsa, peran pemuda perlu dilibatkan di banyak sektor. Salah satu di antaranya adalah dalam penanggulangan bencana dan konflik sosial.

Berdasarkan data BNPB, per tanggal 28 November 2021, telah tercatat 2632 bencana yang terjadi di Indonesia sejak awal tahun 2021. Selain itu juga masih terdapat bencana lainnya yakni konflik sosial yang terjadi di Indonesia. Kejadian-kejadian tersebut mengakibatkan kerugian jiwa dan materil di sejumlah wilayah. 

Sudirman menyatakan, seiring dengan peningkatan jumlah bencana yang terjadi, serta keberadaan Indonesia di ring of fire, butuh dihadapi melalui strategi-strategi kebijakan. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan sebagai upaya mitigasi bencana dan konflik sosial. Namun dalam pelaksanananya butuh adanya penguatan sinergi berbagai pihak. 

"Penyelenggaraan upaya pengurangan resiko bencana dan urusan konflik sosial adalah urusan bersama yang saat ini diterjemahkan sebagai kolaborasi 'pentahelix' yang terdiri dari pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media massa," tuturnya.

Lebih lanjut, menurut purnawirawan Jenderal TNI Bintang Tiga itu, pemuda merupakan satu bagian masyarakat yang penting dalam pengurangan dan pengelolaan resiko bencana. Menurutnya, dengan Gerakan Pramuka, peran pemuda bisa diperkuat di daerah-daerah rawan bencana.

"Melalui Gerakan Pramuka diharapkan dapat menjadi wadah pembinaan generasi muda dalam upaya-upaya yang dapat disalurkan melalui pembekalan pengetahuan, peningkatan keterampilan, serta penguatan jiwa kerelawanan dan kompetensi kesiapsiagaan bencana para pembina Pramuka. Hal ini termasuk upaya dalam melindungi kelompok rentan di tengah masyarakat," ujarnya.

Sudirman memaparkan, di lapangan telah banyak praktik-praktik baik dari Gerakan Pramuka dalam upaya penanggulangan bencana maupun penanganan konflik sosial. 

"Salah satu bentuk realisasi kontribusi Pramuka yakni dalam dukungan terhadap penanggulangan bencana yakni melalui program Satuan Pendidikan Aman Bencana (STAB) berbasis gugus tugas melalui kwartir nasional," ungkapnya.

Deputi Sudirman berharap, Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepemudaan dapat terus berperan aktif dalam memumpuk SDM Indonesia yang unggul, serta mewarnao pembangunan nasional dengan berbagai program dan kegiatannya.
 
"Kemenko PMK akan terus mendukung organisasi kepemudaan, termasuk Gerakan Pramuka agar dapat memberikan peran maksimal dalam pembangunan dan peningkatan kualitas SDM di Indonesia," pungkasnya. (*)

Kontributor Foto:
Reporter: