Penanganan PMIB dari Malaysia Butuh Dukungan Semua Pihak

KEMENKO PMK – Sebanyak 197 Pekerja Migran Indonesia Bermasalah (PMIB) yang berasal dari Malaysia telah dipulangkan ke Tanah Air melalui Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, Kalimantan Utara, pada 21 Oktober lalu. Berdasarkan laporan, data sebaran PMIB deportan dari Depot Tahanan Imigresen Tawau Sabah itu terdiri dari 136 laki-laki, 44 perempuan, 12 anak laki-laki, dan 5 anak perempuan.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Femmy Eka Kartika Putri memastikan seluruh PMIB yang telah kembali ke Indonesia dalam keadaan baik. 

Semua telah melalui proses verifikasi dan pendataan serta telah diterbitkan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP). Mereka juga mengantongi surat keterangan hasil PCR negatif dan telah divaksin dosis lengkap.

“Namun terkait pemulangan PMIB ini kita masih memerlukan banyak dukungan, terutama menyangkut anggaran, baik untuk kebutuhan sarpras, makan minum, biaya pemulangan ke daerah asal, kebutuhan operasional, serta mobile PCR,” ujarnya saat memimpin Rapat Koordinasi Penanganan PMIB secara daring, Senin (25/10).

Femmy menjelaskan bahwa rapat koordinasi yang dilakukan juga sekaligus untuk menindaklanjuti Surat Bupati Nunukan tanggal 1 Oktober 2021 terkait pengajuan tambahan bantuan anggaran bagi penanganan pemulangan WNI/PMIB.

“Kita tentu harus mempersiapkan ini secara detail. Jangan sampai kita terlalu lama membiarkan mereka di tempat debarkasi, tapi juga kita harus pastikan kesehatan mereka sehingga ketika mereka pulang ke kampung halaman tidak membawa virus,” tuturnya.

Menurut hasil kesepakatan, semua pihak baik kementerian/lenbaga di tingkat pusat, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) akan bertanggung jawab dan memastikan penanganan pemulangan PMIB berjalan baik.

Kepala BP2MI Nunukan Ginting menyampaikan bahwa dari 197 PMIB yang ditempatkan di rusun telah dilakukan PCR saat kedatangan di Indonesia. Terdapat 14 PMIB diketahui terkonfirmasi positif, namun keesokan hrinya dijemput untuk diisolasi di RSUD Kabupaten Nunukan sedangkan 183 lainnya tetap di rusunawa.

“Sampai saat ini sedang dikirimkan sampelnya untuk menentukan varian. Belum dapat dipstikan, namun sudah dilakukan tindakan medis dan sudsh dibuat kebijakan di rusun bagi mereka yang berkontak erat dengan 14 PMI tersebut,” katanya.

Sementara itu, untuk anak yang berusia 6 dan 8 tahun yang orang tuanya meninggal ketika dilakukan penahanan di depo, pemerintah sedang melaksanakan asesmen ke kepala balai. Adapun rencana pemulangan PMIB ke kampung halaman akan dilakukan pekan ini.

Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Rustian menjelaskan bahwa pihaknya akan mengupayakan biaya panjar untuk dapat biaya makan minum dan biaya pemulangan.

Sedangkan, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menyebut kondisi depo saat ini sudah sangat ramai (over crowded) yakni melebihi 300 orang. Jika dibiarkan PMIB akan berisiko semakin rentan terhadap penyakit menular.

“Dalam waktu dekat juga ada rencana pemulangan sekitar 424 melalui Bandara Soekarno-Hatta menggunakan pesawat carter. Ada dua opsi kepulangan, tapi sepertinya lebih  baik di jalur biasa tinggal dicarikan waktu yang tidak terlalu crowded,” papar Judha.

Menyikapi rencana tersebut, Deputi Femmy mewanti-wanti agar BP2MI dapat memastikan termasuk masalah biaya. Selain itu, BP2MI juga diminta segera berkoordinasi dengan BPBD guna mempersiapkan kepulangan dari para PMIB.

Kontributor Foto:
Reporter: