KEMENKO PMK — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno memperkenalkan Gerakan KITATANGGUH sebagai upaya kolektif memperkuat ketangguhan nasional dalam mengurangi risiko bencana, menghadapi bencana, dan memulihkan kehidupan pasca bencana.
Acara Soft Launching Gerakan KITATANGGUH berlangsung di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, pada Rabu (13/8/2025), dengan melibatkan unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, akademisi, dan mitra pembangunan internasional.
“Saya kira kita semua tahu betapa besar kerugian yang harus ditanggung oleh pemerintah, oleh masyarakat korban, dan juga oleh publik secara keseluruhan akibat bencana. Ini harus kita selesaikan bersama dan kita semua harus benar-benar tangguh,” ujar Menko PMK.
Menko PMK menekankan pentingnya membangun budaya tangguh di masyarakat melalui kesadaran kolektif untuk melakukan langkah pencegahan. Menurutnya, budaya tangguh di tengah masyarakat harus terus diperkuat untuk mengurangi risiko bencana.
“Kita harus terus-menerus membangun budaya tangguh, masyarakat mempunyai kesadaran yang tinggi untuk mengurangi risiko bencana, membuang sampah pada tempatnya, menanam pepohonan mencegah erosi, mengurangi risiko sedimentasi, dan kegiatan-kegiatan preventif di level masyarakat,” jelasnya.
Selain peran masyarakat, Menko PMK menekankan bahwa pemerintah juga memegang tanggung jawab besar dalam memperkuat ketangguhan nasional. Ia menuturkan, diperlukan perbaikan infrastruktur secara berkelanjutan agar semakin tangguh, disertai inovasi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan manajemen untuk memastikan seluruh sistem penanggulangan bencana mampu merespons secara efektif.
“Di level pemerintah, kita juga harus terus-menerus memperbaiki infrastruktur supaya infrastruktur kita tangguh. Harus terus-menerus menemukan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi agar teknologi kita tangguh, manajemen kita tangguh,” tambahnya.
Menko PMK menambahkan, keberhasilan Gerakan KITATANGGUH memerlukan dukungan aktif dari sektor swasta. Menurutnya, penanggulangan bencana tidak dapat hanya mengandalkan pemerintah, melainkan harus melibatkan dunia usaha agar seluruh elemen bangsa memiliki ketangguhan yang sama.
KITATANGGUH merupakan salah satu dari flagship Kemenko PMK dengan tiga subkomponen, yaitu Budaya Tangguh, Kolaborasi Tangguh, dan Dasbor Tangguh yang mengintegrasikan unsur multipihak dengan daerah rawan bencana.
Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, Kepala BNPB Surhayanto, Kepala BPOM Taruna Ikrar, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Kepala BASARNAS Muhamad Syaugi, Ketua BAZNAS Noor Achmad, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti, Chief of Corporate Affairs PT Astra International Tbk Boy Kelana Soebroto, Kalaksa BPBD Provinsi Jawa Barat Teten Ali Mulku Engkun, perwakilan akademisi, NGO dan juga media.