Menko PMK Tengok Kemiskinan Ekstrem Kawasan Rob Belawan Bahari Medan

Langsung Atasi dengan Skema Bansos dan Rumah Layak Huni

KEMENKO PMK -- Tanah berlumpur serta air yang menggenang di kubangan menyambut kedatangan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara.

Genangan air dan tanah berlumpur itu disebabkan oleh banjir rob yang naik ke permumiman warga. Kawasan Kelurahan Belawan Bahari memang langganan banjir rob. Hampir setiap air pasang kampung itu dibanjiri air laut.

Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan bahwa persoalan banjir rob di Kelurahan Belawan Bahari ini harus bisa diselesaikan. Dia berujar akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk membangun kawasan yang lebih layak huni dan tidak terus-terusan digenangi banjir rob.

Hal itu disampaikannya saat meninjau Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara, bersama Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, dan Wali Kota Medan Bobby Nasution, pada Sabtu (16/4).

"Mudah-mudahan bisa kita lakukan secara sistemik, sehingga persoalan rob air naik ke perkampungan ini bisa diatasi. Nanti saya akan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, kementerian terkait seperti Kementerian PUPR, dan Kemenkes terutama untuk sanitasi lingkungan," ujarnya. 

Untuk mengatasi kemiskinan ekstrem memang perlu pendekatan lingkungan, selain dengan bansos. 

Kemudian, Muhadjir menemukan keadaan rumah-rumah warga di Kelurahan Belawan Bahari ini cukup memprihatinkan. Kebanyakan masih berstruktur kayu yang reot dan dibangun struktur panggung di atas tanah tergenang air dan dikelilingi sampah-sampah yang berserakan. Selain itu juga banyak ditemukan warga yang memiliki masalah-masalah kesehatan di kampung itu.

Melihat keadaan tersebut, Muhadjir menyebut bahwa Kampung Belawan Bahari sebagai kawasan permukiman miskin ekstrem, yang merupakan kemiskinan absolut dengan banyak faktor. 

Untuk membantu menyelesaikan masalah kemiskinan ekstrem ini, Muhadjir meminta agar penyaluran bansos berbagai skema dapat disalurkan kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan. Kemudian juga Menko PMK juga meminta agar masing-masing keluarga harus dipastikan memiliki BPJS Kesehatan, serta anak-anak sekolah memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP).

"Di sini bansos berjalan dengan baik. Hanya perlu dirapihkan dan disempurnakan misalnya soal penerima PKH. Secara distribusi saya kira 90 persen sudah mendapatkan bansos. Ini suatu hal yang bagus karena di beberapa tempat masih belum merata," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi  mengatakan akan menyanggupi arahan dari Menko PMK untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem di Kelurahan Belawan Bahari.

"Kita akan melakukan usaha percepatan mana duluan yang akan dilakukan, provinsi melakukan yang akan dilakukan. Saya juga akan koordinasikan dengan Wali Kota Medan," ujarnya.

Kemudian, Wali Kota Medan Bobby Nasution menyampaikan bahwa dia akan merancang pembangunan kawasan Kelurahan Belawan Bahari yang lebih layak huni. Saat ini  dia bilang, Pemerintah Kota Medan juga sedang membangun tanggul untuk mencegahbair rob. Kemudian, Wali Kota juga menyampaikan akan mengajukan pembangunan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) kepada Kementerian PUPR. 

"Kita telah memberikan pandangan dan masukan kepada Pak Menko bagaimana kalau program Kotaku masuk ke sini, bedah rumah dengan konsep panggung karena memang penanganan tanggul rob masih bertahap dan penyesuaiannya butuh bertahap," ujarnya. 
Presiden Jokowi menugaskan pada Menko PMK untuk menuntaskan kemiskinan ekstrem pada 2024. Angka  2021, kemiskinan ekstrem mencapai 10,48 juta jiwa atau 4 persen dari jumlah penduduk. BPS menggunakan ukuran kemiskinan ekstrem di bawah USD 1,9 daya beli atau purchasing power parity (PPP) per kapita per hari. 

Kontributor Foto:
Reporter: