Indonesia mendapatkan tambahan kuoata haji sebanyak 10.000 dari pemerintah Arab Saudi pada April lalu. Dengan begitu, total kuota jamaah haji Indonesia menjadi 231.000 dari sebelumnya sejumlah 221.000 jamaah. Untuk itu butuh persiapan khusus.
Menko PMK Puan Maharani bersama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Kesehatan Nilla F Moeloek sempat menggelar rakor di Wisma Haji, Makkah pada April 2019. Bahasannya apalagi kalau bukan kesiapan penyediaan layanan haji di Arab Saudi, termasuk untuk 10 ribu kuota tambahan yang telah diberikan Raja Salman kepada Presiden Joko Widodo.
Pada rakor tersebut, Menko Puan menyatakan apresiasi atas Indeks Kepuasan Haji Indonesia di tahun 2018 yang meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 85,23, Indeks kepuasan ini diukur oleh BPS guna menjamin independensi. Sejarah mencatat bahwa selama tiga tahun terakhir Pemerintah telah memberikan peratian yang serius terhadap penyelenggaraan ibadah haji. Berturut-turut Rapat Tingkat Menteri dilaksanakan di Arab Saudi dan dilanjutkan dengan pengecekan secara langsung fasilitas pelayanan haji. “Alhamdulillah dari tahun ke tahun berbagai upaya telah dilakukan guna meningkatkan pelayanan kepada para tamu Allah. Tahun 2018 Indeks Kepuasan Haji Indonesia meningkat menjadi 85.23, dan ini lebih baik dari tahun sebelumnya,” katanya.
“Alhamdulillah dari tahun ke tahun berbagai upaya telah dilakukan guna meningkatkan pelayanan kepada para tamu Allah. Tahun 2018 Indeks Kepuasan Haji Indonesia meningkat menjadi 85.23, dan ini lebih baik dari tahun sebelumnya,” katanya.
Puan Maharani, Menko PMK
Dikatakannya, bahwa capaian-capaian ini tentu saja merupakan hasil kerja keras dari berbagai Kementerian dan Lembaga yang secara bersama-sama memastikan agar pelayanan jamaah haji semakin baik. Pada kesempatan ini Menko Puan juga membahas beberapa inovasi pelayanan bagi jemaah haji diantaranya: Fast track untuk pelayanan cepat bagi jamaah haji sehingga mempercepat proses keimigrasian calon jamaah haji; Hotel di Madinah disewa secara full musim dan lokasinya semua berada di Markaziah, sehingga memudahkan jamaah haji melakukan arbain selama di Madinah; Penomoran tenda baik di Arafah maupun di Mina, hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya klaim tenda oleh jamaah yang datang lebih awal; Tenda di Arafah juga akan dilengkapi dengan AC, tidak seperti tahun yang sebelumnya hanya dengan kipas angin disertai sprinkle air; Bimbingan ibadah ditingkatkan dengan menambah petugas bimbingan; dan Integrasi rekam medis jamaah haji dengan data SISKOHAT, sehingga memudahkan pelayanan bagi jamaah haji.
Keseluruhan jamaah haji dibagi kedalam 528 kloter yang akan ditempatkan di 7 zona. Sistem zonasi ini diharapkan memudahkan dalam pelayanan jamaah. Terkait dengan konsumsi bagi jamaah haji, Menko Puan menekankan penting memastikan agar ada tanda yang jelas pada makanan untuk siang hari dan malam hari serta pengawasan ketat pada makanan yang akan diberikan kepada jamaah haji. Selama di Madinah, nantinya jamaah haji akan diberikan makanan sebanyak 18 kali sementara di Makkah sebanyak 40 kali hingga tanggal 6 Dzulhijjah.
Selain menggelar rakor, Menko Puan beserta rombongan meninjau langsung fasilitas hotel. Hotel tersebut ialah Retaj Royyan yang berada di daerah Raudhah. Hotel 21 lantai dan berkapasitas 3.163 orang ini akan ditempati jemaah dari Embarkasi Palembang (PLM) dan Jakarta Pondok Gede. Dirinya pun mengingatkan kepada pemilik hotel agar mengurangi jumlah tempat tidur demi kenyamanan jamaah haji yang akan beribadah. Ketika itu didapati kamar hotel yang diisi dengan 4 tempat tidur dan berhimpitan. Menko Puan mengingatkan agar dikurangi menjadi 3 saja agar ada ruang untuk gerak dan tempat menaruh kopor pakaian. Kunjungan dilakukan untuk memastikan fasilitas hotel ini bakal membuat jamaah kian merasa nyaman.