Lembaga Zakat Berkontibusi Dalam Pengentasan Kemiskinan dan Mewujudkan SDM Unggul

Jakarta (20/2) – Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Data Kementerian Agama Tahun 2019 menunjukkan penduduk muslim di Indonesia sebanyak 229.711.974 jiwa. Dengan jumlah muslim yang begitu banyak Indonesia memiliki potensi ekonomi islam sangat besar. Berdasarkan laporan terbaru State Of The Global Islamic Economy 2018/2019 menunjukkan bahwa potensi ekonomi Islam pada tahun 2023 diperkirakan mencapai US$ 3.809 Billion atau bila dikonversi ke rupiah sekitar Rp 500 Triliun.

Dengan potensi ekonomi islam yang begitu besar berkelindan dengan potensi zakat yang dikandung Indonesia. Potensi zakat di Indonesia sangatlah besar. Hal ini tecermin dari Indikator Pemetaan Potensi Zakat (IPPZ) dan Outlook Zakat Indonesia 2019 yang dikeluarkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Perhitungan komponen IPPZ, potensi zakat Rp 233,8 triliun (setara 1,72 persen dari PDB tahun 2017). Berdasarkan statistik penghimpunan zakat tercatat total penghimpunan nasional pada 2017 sebesar Rp 6,2 triliun. Pada 2019 Baznas menargetkan pengumpulan zakat di seluruh Indonesia sebesar Rp 9 triliun.

Deputi Bidang Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono menyampaikan, potensi zakat Indonesia masih sangat mungkin untuk ditingkatkan. Saat ini diketahui telah ada sebanyak 549 Badan Amil Zakat Nasional dan 587 Lembaga Zakat. Cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan potensi zakat adalah memperbanyak tumbuh kembang lembaga amil zakat sehingga upaya pengumpulan zakat bisa lebih maksimal.

Menurut Agus, pengumpulan zakat secara efektif mampu andil dalam mengentaskan kemiskinan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan program pembangunan manusia dari Kemenko PMK.

“Jadi yang diperlukan sekarang adalah memperbanyak tumbuh kembangnya lembaga amil zakat sehingga upaya pengumpulan zakat bisa lebih maksimal. Kalau potensi zakat ini bisa ditingkatkan maka bukan tidak mungkin upaya pengentasan kemiskinan bisa dipercepat. Karena kita tahu bahwa dengan dana zakat ini kita bisa mengurangi ketimpangan antara si kaya dan si miskin,” ucap Agus saat menyampaikan pidato kunci dalam pembukaan Mukernas Amil Yayasan Baitul Maal (YBM) Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Hotel Peninsula Jakarta, Kamis (20/2).

Selain pengembangan badan amil zakat, Menurut Agus, untuk meningkatkan potensi zakat juga perlu meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa zakat adalah kewajiban. Kehadiran badan amil zakat diharapkan bisa lebih mudah mengajak masyarakat dalam menunaikan zakat sebagai kewajiban.

“Karena kita harus sadar diantara harta yang kita miliki ada hak fakir miskin. Yang perlu dibangun adalah kesadaran masyarakat bahwa zakat adalah kewajiban,” katanya.

Agus menyampaikan, YBM BRI telah menjadi pioneer dalam hal pengembangan SDM dengan memanfaatkan dana zakat. Program beasiswa yang telah dilakukan YBM BRI diharapkan bisa mencetak SDM unggul. “Ini luar biasa. Dengan cara partisipasi ini saya yakin program pembangunan sdm bisa segera terwujud,” pungkas Agus.

Turut hadir dalam pembukaan Mukernas Amil YBM BRI jajaran direksi BRI yaitu Direktur Manajemen Resiko BRI Agus Sudiarto,
Direktur Human Capital BRI Herdy Rosadi Harman, Kepala Satuan Kerja Audit Internal Hari Siaga Amijarso, Badan Pembina Syariah YBM-BRI Abdurrauf, Bendahara YBM-BRI Sepyan Uhyandi dan E.R.A. Taufiq.

Kontributor Foto:
Reporter: