Komitmen Pemerintah Dukung Pahlawan Kemajuan Indonesia di Tengah Sunyi

Kemenko PMK - Ditengah situasi pembangunan Indonesia yang belum merata ke seluruh pelosok. Demi kemajuan peradaban bangsa dan negara, masih ada sosok-sosok yang berjuang tanpa pamrih dan tanpa kenal lelah yang bergerak dalam diam. 

Mereka adalah sosok yang bekerja jauh dari hingar bingar publikasi dan sanjungan serta konsisten melangkah di jalan kebaikan.

Sosok-sosok ini telah memberikan sumbangsih tanpa pamrih bagi bangsa dan negara Indonesia sampai hari ini dan patut diapresiasi.

“Kita sepatutnya memberikan apresiasi kepada siapapun juga yang sudah berusaha untuk meningkatkan taraf kehidupan Indonesia menuju lebih baik,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kulitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Aris Darmansyah mewakili Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, saat memberi sambutan pada acara Merdeka Awards 2022 di Paviliun Provinsi, Kamis (23/6).

Seperti diketahui, Merdeka Awards 2022 digelar dalam rangka merayakan 10 tahun anniversary Merdeka.com. Lewat gelaran ini, Merdeka.com  memberikan apresiasi bagi para inspirator yang bergerak atas nama kemajuan negeri.

“Selamat kepada Merdeka.com atas terselenggaranya kegiatan ini. Saya kira kegitan ini perlu dicontoh oleh yang lainnya. Karena bagaimanapun juga, sosok inspiratif ini dapat memberikan motivasi kepada semua warga Indonesia,” ungkap Aris.

Jika pemerintah bersama para stakeholder saling memotivasi, ujar Aris, tentunya tujuan di tahun 2045 menuju Indonesia Emas akan tercapai.

Adapun beberapa yang diberi penghargaan sebagai sosok inspiratif diantaranya, Daniel Alexander, pendeta yang mencurahkan hidup untuk pendidikan di bumi Cendrawasih Papua. Ia membangun 17 sekolah gratis dari TK hingga SMA.

Kemudian dr. Omat Rahmat yang memperjuangkan akses kesehatan gratis untuk Suku Baduy. Maria Yeti, yang mengabdikan hidup untuk melayani kaum disabilitas dan yatim piatu. Ia juga membangun sanggar dan cafe untuk pemberdayaan kaum difabel agar memiliki pekerjaan dan penghasilan.

Ada juga sekelompok ibu-ibu penjaga hutan “Mpu Uteun” yang menanam pohon dan patroli menjaga hutan dari penebangan liar dan pemburu satwa dilindungi. Nisa Sa’adah, pendiri ponpes yang tak hanya memperdalam ilmu agama tapi juga mengajarkan santrinya peduli lingkungan, mengedukasi petani untuk mengelola lahan pertanian secara mandiri. Serta Siti Masitoh atau Mak Otoh, seorang difabel yang memberantas buta aksara Al-Quran.

“Mereka itu kan melakukannya atas dasar keinginan diri sendiri, tentu ini perlu didorong oleh pemerintah baik pusat maupun daerah untuk membantu kegiatan mereka,” katanya.

Menurut Aris, kisah para sosok inspiratif yang bekerja tanpa melihat jarak dan keterbatasan ini juga perlu disebarluaskan agar menjadi contoh bagi anak bangsa yang lain.

“Harapannya akan semakin banyak putra putri bangsa yang mencontoh untuk terus berkarya, mengabdi dan menginspirasi seperti mereka ini,” tutur Aris.

Kontributor Foto:
Reporter: