Kemenko PMK Persiapkan Program Kepemudaan di Tahun 2023 Melalui Sekolah Harmoni Indonesia

KEMENKO PMK – Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyelenggarakan Rapat Pembahasan Tindak Lanjut Program Sekolah Harmoni Indonesia (SHI) yang dilakukan pada Kamis  (23/2/2023).

Dalam rapat ini Asisten Deputi Pemberdayaan Pemuda Linda Restaningrum mengapresiasi Friedrich Ebert Stiftung (FES) serta Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Indonesia yang telah melaksanakan program dengan baik pada tahun 2022. Dalam kesempatan ini juga, ia berharap agar program yang belum terlaksana pada tahun 2022 dapat dilaksanakan pada tahun 2023.  

“Kami mengapresiasi apa yang sudah dilakukan FES dan PSIK untuk program yang telah dilaksanakan di tahun 2022. Harapannya program tersebut memberikan manfaat yang konkrit bagi peningkatan kualitas pemuda Indonesia” ujar Asisten Deputi Linda.

Sekolah Harmoni Indonesia (SHI) merupakan suatu program kerjasama antara Kemenko PMK dengan FES dan PSIK sampai dengan tahun 2024. Program SHI ini meliputi 7 kegiatan berupa workshop, podcast, public lecture, dan zoominar, temu lintas komunitas, dan pemetaan terkait kekerasan, intoleransi, dan perundungan dan dalam memetakan respon kepemudaan terhadap kekerasan, intoleransi dan perundungan.

Pada tahun 2022 terdapat 5 kegiatan yang dapat dilaksanakan yaitu workshop (1 & 2), podcast, public lecture, dan zoominar yang dilakukan secara daring. Menurut Mian Manurung selaku Program Coordinator FES Indonesia, khusus pelaksanaan pelatihan secara daring dinilai kurang efisien, sehingga ia mengusulkan agar kegiatan selanjutnya dapat dilakukan secara luring. Selain itu, masalah lain yang dihadapi dengan dilakukannya metode daring yaitu para peserta masih banyak yang belum menyelesaikan hasil karya yang sudah disepakati sebelumnya. 

“Melakukan training untuk melatih orang membuat ilustrasi dan infografis tidak mudah dilakukan secara daring. Memang kegiatan seperti ini sudah seharusnya dilakukan secara luring, agar kita bisa melihat secara langsung keterlibatan mereka dan kesulitan yang mereka hadapi,” jelas Mian Manurung.   

Meskipun kelima program tersebut telah dilaksanakan tahun 2022, terdapat 2 program yang belum terlaksana yaitu Temu Lintas Komunitas dan Pemetaan.  Dalam program Temu Lintas Komunitas, Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) merencanakan 3 kegiatan yang akan dilakukan seperti Sharing Session, mini outbond, dan mini documenter. Kegiatan-kegiatan tersebut nantinya akan dilaksanakan di 3 lokasi dengan melibatkan komunitas yaitu SMK Bakti Parigi di Pangandaran, Alumni Pelaku Kekerasan Pelajar di Parung, dan Pesantren Tasawuf Underground di Depok.

Menurut Sunaryo selaku Direktur PSIK, pemilihan ketiga komunitas tersebut dinilai cukup menarik untuk mengetahui alasan para anggota yang memutuskan untuk melakukan kegiatan yang lebih positif. Sehingga, ia berharap agar pelaksanaan program ini dapat dilaksanakan secepatnya yaitu pada bulan Maret atau April 2023. 

“Karena menurut kami ini luar biasa, dimana dulu anak pernah melukai orang dan sekarang mau melakukan hal-hal yang lebih produktif, jadi kita harus tahu dengan mendengar apa yang menjadi alasannya,” ujar Sunaryo perwakilan dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK)

Kemudian, untuk program Pemetaan terkait Kekerasan, Intoleransi, Perundungan Dalam Pemetaan dan Dalam Respon Kepemudaan. Henry Thomas Simarmata selaku perwakilan dari PSIK menyampaikan bahwa pemetaan ini mencoba untuk memetakan kekerasan, intoleransi dan perundungan di Indonesia dan memetakan respon pemuda terhadap kekerasan, intoleransi dan perundungan. Pelaksanaan pemetaan di 34 provinsi dengan menggunakan sumber data dari Simfoni KPPPA dan Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB) Kemenag disertai pengecekan langsung melalui informan di lapangan (pesantren, lembaga pendidikan, pers, dll) Data-data ini didapatkan melalui kementerian terkait dan untuk mendapatkan informasi tambahan dapat melakukan wawancara dengan beberapa informan yang terlibat dalam PSIK Indonesia.  Program ini juga dapat dimanfaatkan oleh Kemenko PMK untuk mengetahui kondisi kepemudaan di Indonesia. 

Menutup rapat, Asisten Deputi Linda mengatakan bahwa kedua program tersebut dapat dilaksanakan secepatnya sekaligus menegaskan agar  Kemenko PMK dapat dilibatkan dalam program-program tersebut. 

“Saya rasa semakin cepat semakin baik, terlebih lagi semua sudah dipersiapkan. Kemudian, saya rasa kami masih memerlukan update terkait perkembangannya,” tuturnya. 

Hadir dalam rapat Asisten Deputi Pemberdayaan Pemuda Linda Restaningrum, Program Coordinator FES Indonesia Mian Manurung, Perwakilan PSIK Indonesia Sunaryo, Fachrurozi Majid, Henry Thomas Simarmata, dan perwakilan Asisten Deputi Jaminan Sosial serta Biro Perencanaan dan Kerjasama dan unit kerja pada Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda

Sebagai informasi, program Temu Lintas Komunitas di SMK Bakti Parigi direncanakan akan dilaksanakan pada 20-21 Maret 2023, Alumni Pelaku Kekerasan Pelajar pada 28-29 Maret 2023, dan Pesantren Tasawuf Underground pada 4-5 April 2023. yang melibatkan 50 partisipan pada masing-masing lokasi.

 

Reporter: Bunga Istighfariani

Kontributor Foto:
Editor :
Reporter: