Kemenko PMK Gelar Rakor Evaluasi Indikator Pengembangan Budaya Iptek dan Kreativitas, Inovasi, Kreativitas, dan Daya Cipta 2020-2024

KEMENKO PMK — Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga mengadakan “Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Pencapaian Indikator Pengembangan Budaya Iptek, Inovasi, Kreativitas, dan Daya Cipta” di Hotel Ibis Styles Tanah Abang Jakarta (13/8/2024).

Acara ini dihadiri oleh para pejabat dari berbagai kementerian/lembaga dengan narasumber Kepala Pusat Prestasi Nasional, Kemendikbudristek, Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan BRIN, Koordinator di Bappenas, BPS dan BRIN. Turut hadir Sekretaris Deputi Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK, serta sejumlah perwakilan dari Kemendagri, BRIN, Bappenas, BPS, dan Kemenko PMK.

Membuka pertemuan, Asisten Deputi Literasi, Inovasi, dan Kreativitas Kemenko PMK Molly Prabawaty menyampaikan, rapat koordinasi ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan mengevaluasi pencapaian indikator pengembangan budaya Iptek, inovasi, kreativitas, dan daya cipta, serta memastikan program-program prioritas dalam RPJMN 2020-2024 tercapai dengan baik.

Pada kesempatan tersebut, Molly menyampaikan beberapa pencapaian penting, pada tahun 2023, yakni Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mencapai 74,39, meningkat 0,62 poin dari tahun sebelumnya. Sementara, dalam Global Innovation Index tahun 2022, Indonesia naik 14 peringkat dari peringkat ke-75 menjadi peringkat ke-61 dari total 132 negara.

“Pencapaian ini menunjukkan kemajuan dalam inovasi, namun masih perlu kerja keras untuk mencapai target masuk dalam 50 besar pada tahun 2029,” tegas Molly.

Dalam sambutannya, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Warsito, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh pihak yang hadir. Warsito juga menekankan sejauh mana peran proporsi anggaran untuk pembinaan dan pelaksanaan dalam mendukung riset dan inovasi, keberlanjutan bagi peserta yang bertalenta untuk diperhatikan, serta peran Kemenko PMK dalam struktrur tata kelola Manajemen Talenta Nasional (MTN) saat ini belum ada.

“Sejauh mana peran Puspresnas terkait proporsi anggaran dalam pembinaan dan pelaksanaan riset dan inovasi, agar didesain dari perencanaannya, pelaksanaan hingga dampaknya, dan perlu tindak lanjut bagi peserta yang bertalenta karena kebanyakan peserta didik yang bertalenta setelah masuk perguruan tinggi tidak melanjutkan telenta yang dimilikinya, serta ke depan Kemenko PMK berharap kepada Bappenas selaku lead pengusul regulasi sekaligus koordinator MTN untuk melibatkan Kemenko PMK dalam pembahasan MTN", lanjut Warsito.

Sejumlah catatan penting turut disampaikan oleh Warsito, diantaranya: 1) Anggaran harus mencakup proses hingga produk, seperti sertifikasi BPOM dan izin lainnya; 2) Daya saing produk hasil riset dan inovasi di e-katalog perlu ditingkatkan, khususnya dibandingkan dengan barang impor. Diperlukan dorongan melalui regulasi untuk meningkatkan daya saing ini; 3) Kemenko PMK bersedia menjadi dewan pengarah dalam MTN; 4) Perlu dipertimbangkan insentif atau penghargaan untuk peserta berbakat dalam MTN, termasuk dalam bidang olahraga, seni budaya, dan riset inovasi, yang diatur dalam satu regulasi untuk masa depan yang lebih baik; 5) BPS merupakan sumber data tunggal, dan diharapkan dapat berbagi data serta berkolaborasi lintas pemangku kepentingan; 6) Indeks daya saing daerah dari BRIN dan indeks inovasi daerah dari Kemendagri harus sejalan untuk mendukung peringkat internasional, seperti Global Innovation Index (GII); 7) Kementerian/lembaga agar  melaporkan kendala di lapangan kepada Kemenko PMK melalui rapat koordinasi atau surat resmi, yang akan direspon dengan tindak lanjut yang  tepat.

Deputi Warsito berharap, melalui rapat ini dapat dihasilkan rumusan-rumusan program nyata yang dapat meningkatkan budaya iptek, inovasi, kreativitas, dan daya cipta di Indonesia, serta bisa memberikan manfaat yang besar bagi bangsa indonesia.

Rapat koordinasi yang diadakan ini tidak hanya berfokus pada evaluasi pencapaian masa lalu, tetapi juga merencanakan langkah-langkah ke depan untuk tahun 2025. Dengan demikian, diharapkan dapat tercapai peningkatan yang signifikan dalam bidang literasi, inovasi, dan kreativitas, yang menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, utamanya bagaimana meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia dan Daya Saing.

Dari paparan narasumber BRIN, Puspresnas Kemendikbudristek, dan Bappenas, disampaikan bahwa semua indikator dalam Pengembangan Budaya Iptek, Inovasi, Kreativitas, dan Daya Cipta dari tahun 2020 hingga 2023 telah tercapai/terpenuhi. Untuk tahun 2024, meskipun masih dalam tahap proses, optimisme tinggi bahwa target akan tercapai pada tahun ini.

Kemenko PMK akan menindaklanjuti rapat ini dengan inisiasi Rakor lanjutan untuk membahas lebih teknis tentang regulasi Manajemen Talenta Nasional pada September mendatang.

Reporter : Subkhan

Kontributor Foto:
Editor :
Reporter: