Keberhasilan Pembangunan Pemuda Kunci Sukses Bonus Demografi

Jakarta (15/8) -- Indonesia dalam beberapa hari ke depan akan memasuki usia ke-75 tahun. Dalam 25 tahun mendatang, Indonesia akan memasuki 100 tahun kemerdekaan yang merupakan usia emas bagi sebuah bangsa. Di usia emas itu pula, Indonesia akan mendapatkan hadiah bonus demografi.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pemuda di masa sekarang menjadi penentu kesuksesan Indonesia memanfaatkan bonus demografi di masa depan. Menurut dia, keberhasilan pembangunan pemuda menjadi kunci sukses bonus demografi.  

Hal itu disampaikan Menko PMK saat menyampaikan pidato kunci dalam Simposium Internasional XII Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sedunia bertajuk 'Peran Generasi Muda dalam Kebangkitan Nasional Pasca Pandemi Covid-19', pada Sabtu (15/8).

"Kita tahu kita sedang memasuki era bonus demografi, bonus ini akan menjadi kebalikan hasilnya kalau kita tidak bisa memanfaatkan sebaik-baiknya. Yaitu kalau kita gagal membangun generasi muda untuk menyiapkan dirinya," jelasnya.

Muhadjir memaparkan, pemerintah betul-betul memperhatikan dan mempersiapkan pemuda sebagai penerus tampuk kepemimpinan di masa depan dengan membuat program dan kebijakan untuk pemuda.

"Jadi posisi pemuda yang perlu diperhatikan sudah ada payung hukumnya, yaitu UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, serta Perpres Nomor 66 Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Pelayanan Kepemudaan," paparnya.

Namun, menurut Muhadjir, jebakan masih banyak dihadapi dalam membangun generasi muda. Seperti dekadensi moral, pengangguran, kemiskinan, penggunaan obat terlarang dan lainnya. Utamanya yang dihadapi adalah jebakan kemiskinan.

Menko PMK menerangkan, jumlah rumah tangga miskin di Indonesia sebelum pandemi Covid-19 mencapai 5,6 juta rumah tangga dan diperkirakan akan mencapai 7 juta rumah tangga di masa pandemi. Karenanya, pemerintah melakukan intervensi untuk menghadapi jebakan kemiskinan tersebut.

"Jadi ini rencana kita untuk memotong mata rantai kemiskinan. Intervensinya yaitu melalui jalur pendidikan antara lain dibukanya program KIP dan KIP Kuliah untuk mereka yang kurang mampu," terangnya.

"Kemudian yang diinisasi Kemenko PMK adalah dengan berbagai macam insentif stimulan agar keluar dari mata rantai kemiskinan ini adanya bimbingan pranikah untuk memberikan bimbingan keagamaan, mempersiapkan ekonomi kesehatan keluarga dan berkaitan dengan etika kekeluargaan," imbuh dia.

Saat ini, menurut Menko Muhadjir, penyebab masih tingginya kemiskinan dan pengangguran di usia muda bukan karena tidak ada keterampilan atau keahlian, tetapi persoalan mental dan karakter. Dia menegaskan, untuk mensukseskan pembangunan pemuda bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata. Tetapi kembali lagi dari pemuda itu sendiri.

"Jadi banyak sekali anak muda tidak siap masuk dunia kerja masih suka dolan (main). Cuma sekedar enjoy. Pemerintah juga akan menekankan pedidikan karakter untuk pemuda agar siap bersaing.Tetapi kembali lagi, ini adalah tanggung jawab saudara pemuda pemudi sekalian," pungkasnya. (*)

Reporter: