Guru Jadi Penentu Pembangunan Manusia Indonesia

Jakarta (2/2) -- Pembangunan manusia merupakan proses yang terus berlangsung dan tak akan pernah berhenti sepanjang kehidupan itu ada. Salah satu aspek penting pendongkrak pembangunan manusia adalah pendidikan. Pendidikan diharapkan dapat membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono menjelaskan, pendidikan menjadi penentu pembangunan SDM di Indonesia.

Menurut Agus, ada beberapa variabel yang menentukan kualitas pendidikan. Pertama yaitu pendidik atau guru dan tenaga kependidikan, kedua infrastruktur sarana dan prasarana, ketiga kurikulum, keempat pendanaan. Kesemua variabel itu, terangnya, telah dilakukan penguatan dan afirmasi terus meneru oleh pemerintah.

Namun, menurut Deputi Agus, variabel paling penting yang menentukan jalannya pendidikan adalah guru dan pendidik.

"Dalam pendidikan variabel yang paling penting yaitu guru atau pendidik. Faktor utama adalah guru, kualitas guru. Uang bisa kita dapatkan, sarana prasarana bisa kita bangun, kurikulum bisa kita desain, tapi kualitas pendidik ini menjadi penting sekali," ujar dia dalam Focus Group Discussion Peta Jalan Pendidikan, yang diselenggarakan oleh PB-PGRI secara virtual, pada Selasa (2/2).

Masa pandemi Covid-19 melahirkan tantangan besar bagi pendidikan di Indonesia. Dengan mau tidak mau kita dipaksa masuk ke era digitalisasi dan pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi. Karena itu, menurut Agus, tantangan bagi guru dan pendidik adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya.

"Ke depan saya yakin bahwa faktor yang paling penting itu kualitas guru harus ditingkatkan dan bagaimana guru mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk mengembangkan konten pembelajaran yang menarik dan interaktif," jelasnya.

Lebih lanjut, menurut Agus, regenerasi juga penting untuk meningkatkan kualitas guru dan pendidik. Apalagi generasi muda saat ini memiliki kecanggihan dan pengetahuan yang lebih luas di berbagai bidang. 

Karena itu, pemerintah juga mendorong generasi muda untuk menjadi guru dengan berbagai upaya, seperti menaikkan tunjangan agar generasi muda memiliki ketertarikan dan minat.

"Kita harus secara terus menerus untuk mendorong generasi muda untuk menjadi guru," cetusnya.

Agus menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya pendidikan formal di sekolah, tetapi ada juga pendidikan non formal, dan pendidikan informal di keluarga dan di lingkungan masyarakat.

"Setiap kita adalah guru, dan saya ingin mengajak agar setiap kita menjadi pembelajar, menjadi teladan, menjadi contoh bagi lingkungan terkecil kita masing-masing," pungkas Deputi Agus Sartono. (*)

Reporter: