Fasilitas Pendidikan dan Rumah Ibadah Terdampak Gempa Cianjur, Perlu Segera Ditangani

KEMENKO PMK - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama, Kemenko PMK Warsito memimpin Rapat Koordinasi Teknis secara virtual bersama kementerian dan lembaga terkait guna membahas dampak dan penanganan atas bencana gempa bumi yang terjadi di Cianjur pada 21 November 2022 lalu, Rabu (4/1).

Topik khusus yang menjadi pembahasan adalah terkait lembaga pendidikan dan sarana ibadah. Rakor dihadiri perwakilan dari Kemendikbudristek, Kemenag, Baznas, Forum Zakat, KemenPUPR, BNPB, Dinas Pendidikan Kab. Cianjur dan Humanitarian Forum Indonesia.

Menurut data dari Kabupaten Cianjur, saat ini sekolah dan rumah ibadah yang terdampak bencana sebanyak 145 unit bangunan rusak berat, 57 unit rusak sedang, 20 bangunan rusak ringan. Bangunan yang rusak berupa masjid, gereja, pura, pondok pesantren, dan madrasah.

Sementara berdasarkan data per 30 November 2022 yang dilaporkan dari Kementerian Agama, jumlah lembaga pendidikan yang terdampak sebanyak 65 lembaga madrasah (MI, MTs, MA dan RA), 101 lembaga keagamaan (MDTA, TPQ) dan 69 pondok pesantren. Sementara, rumah ibadah yang terdampak berjumlah 157 dengan rincian 115 masjid rusak berat, 23 masjid rusak ringan, 13 masjid rusak sedang, 4 Gereja Kristen rusak berat,1 Gereja Katolik rusak berat dan 1 Pura rusak berat. 

Selanjutnya Kemendikbudristek melaporkan data kerusakan sarana dan prasarana pendidikan yang terdampak gempa ada sebanyak 882 satuan pendidikan, dan 584 nya sudah terverifikasi meliputi 2.711 ruang kelas. Saat tanggap darurat bantuan pendidikan telah disalurkan untuk mengatasi dampak gempa diantaranya berupa 155 tenda darurat dan 3.000 school kit. Data dari Kemenag dan Kemendikbudristek selanjutnya akan disinkronkan dengan data dari Bupati Cianjur. 

Nantinya data terkait dampak gempa tersebut akan disinkronkan dan disatukan dengan data yang ada di PUPR dan Bappeda Cianjur.

Adapun, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) telah mengalokasikan 1.1 miliar untuk membantu korban gempa Cianjur yang meliputi Kecamatan Cugenang, Kecamatan WarungKondang, Kecamatan Gekbrong, Kecamatan Cianjur dan Kecamatan Cilaku. Baznas akan membangun Hunian Sementara, Sekolah Darurat, Masjid Darurat dan MCK Komunal, disamping optimalisasi pendampingan sekolah normal dan sejumlah layanan diantaranya layanan evakuasi, permakanan, kesehatan, dukungan psikosial, dapur air, air dan sanitasi, sarana/prasarana ibadah dan fasilitas Pendidikan.  

Selain iBaznas yang akan membangun 69 huntara, filantropi lainnya, forum zakat juga telah banyak membangun banyak huntara dan rumah ibadah sementara. HFI sdh berkoordinasi dengan beberapa filantropi lainnya untuk menangani tempat ibadah lainnya.

Warsito menegaskan beberapa hal yang akan ditindaklanjuti dari Rakornis Penanganan Gempa Cianjur diantaranya melakukan rekap dan sinkronisasi data sarana prasarana pendidikan dan keagamaan terdampak gempa bumi Cianjur berdasarkan masukan kementerian dan lembaga terkait per tanggal 4 Januari 2023.

“Kami akan mensinergikan langkah penanganan yang telah dilakukan K/L termasuk organisasi filantropi dan merancang strategi penanganan lebih lanjut khususnya dalam tahap rehabilitasi agar tidak tumpang tindih penanganannya,” ujarnya Warsito.

Menutup rapat, Warsito turut menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang telah bergotong royong membantu penanganan dampak gempa Cianjur.

Kontributor Foto:
Editor :
Reporter: