Bangun Semangat Revolusi Mental Lewat Perbaikan Fasum

Jakarta (3/9) -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menginisiasi upaya perbaikan fasilitas umum (fasum), khususnya rehabilitasi mandi cuci kakus (MCK) di Kelurahan Kwitang dan Kelurahan Bungur, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Muhadjir mengatakan bahwa rehabilitasi MCK yang dilakukan di Kelurahan Kwitang dan Kelurahan Bungur bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR). Ini merupakan tindak lanjut atas kunjungan kerja  Menko PMK sebelumnya terkait penyaluran bantuan sosial (bansos) terdampak Covid-19 di wilayah tersebut.

"Waktu itu saya kunjungan kesini melihat ada 140 KK, yang ada hanya 1 (satu) fasilitas umum MCK yang dapat digunakan dengan kondisinya sangat tidak memadai. Kemudian saya mohon bantuan Pak Menteri PUPR untuk merenovasi bangunan tersebut dan tidak lama sudah jadi. Menurut saya sudah bagus," ujar Menko PMK, dan terima kasih dan apresiasi kepada Menteri PUPR.

Ia berharap para pemangku kepentingan setempat, baik RT/RW, lurah, maupun camat dapat menggerakkan masyarakat untuk hidup lebih bersih, tertib, gotong-royong, serta peduli terhadap lingkungan dan bangunan MCK yang sudah direnovasi.

"Saya kira ini cara kita untuk melakukan revolusi mental di tingkat bawah. Kalau fasilitas umumnya bagus, warga akan berusaha untuk berperilaku bagus juga. Tapi kalau fasumnya tidak bagus, aut-autan, mereka juga tidak akan berperilaku tertib dan rapih," ucap Muhadjir.

Menurutnya, rehabilitasi MCK semacam itu juga dilakukan sebagai langkah preventif untuk mencegah peningkatan angka stunting di Indonesia, yang saat ini masih menyentuh angka 27%, sedangkan presiden menargetkan angka stunting di tahun 2024 bisa turun di angka 14%.

"Untuk itu kita juga membutuhkan bantuan dan kerja sama dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan Kementerian PUPR, sekaligus dalam penanganan Tuberkulosis (TB) yang angkanya di Indonesia masih 850 ribu penderita dan itu pun yang tercatat," ungkapnya.

Lebih rinci, Menko PMK menyebutkan masalah stunting dan TB bukan hanya persoalan gizi ibu hamil tetapi juga dukungan fasum bagi masyarakat dalam melakukan upaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Lurah Kwitang Rasimun memastikan para pemangku kepentingan mulai dari RT/RW, LPMK, bersama-sama dengan warga setidaknya 200 kepala keluarga (KK) atau sekitar 400-500 jiwa yang memanfaatkan fasum MCK tersebut akan menjaga dan merawat dengan baik.

Berdasarkan hasil musyawarah, warga sepakat akan membayar iuran sebesar Rp10 ribu per-KK perbulan. Dana iuran itu akan dimanfaatkan untuk membayar biaya listrik, pemeliharaan kebersihan, dan keamanan.

"Insya Allah ke depan akan kami lakukan pemeliharaannya agar tetap baik, tetap ada kepengurusan yang akan menjamin tetap rapih dan terlihat indah. Sekali lagi terima kasih kepada Kemenko PMK dan Kementerian PUPR atas bantuan rehabilitasi fasum MCK di kampung kami," ucap Rasimun.

Pada kunjungan tersebut, Menko PMK didampingi Deputi Bidang Koordinasi Kesejahteraan Sosial,  Tb. A. Choesni dan perwakilan dari Kementerian PUPR. (*)

Kontributor Foto: