FGD ISS 2025 Himpun Aspirasi Pemuda untuk Desain Besar Karakter Indonesia Emas 2045

KEMENKO PMK — Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan  turut mendukung inisiatif Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Membangun Desain Besar Karakter Pemuda Indonesia: Memperkuat Karakter yang Patriotik, Gigih dan Berempati untuk Indonesia” di Gedung Indonesia Arena, GBK Senayan, Jakarta (7/12/2025).

Kegiatan yang menjadi bagian dari Indonesia Sports Summit (ISS) 2025 ini diikuti 100 peserta dari unsur pemuda, mahasiswa, Penegak–Pandega Pramuka, organisasi kepemudaan, komunitas, dan Karang Taruna.

Kegiatan FGD ini diselenggarakan untuk menangkap aspirasi pemuda mengenai tantangan pembentukan karakter di era digital, sekaligus menggali nilai-nilai yang mereka anggap relevan dalam kehidupan sehari-hari. Para peserta aktif menyampaikan pandangan tentang tekanan informasi digital, kebutuhan ruang pengembangan diri, tantangan kesehatan mental, hingga perubahan dinamika sosial yang memengaruhi cara mereka memaknai karakter patriotik, kegigihan, serta empati.

Diskusi berjalan dinamis dengan kontribusi dari berbagai narasumber akademisi, peneliti, tokoh komunitas, hingga para pemuda. Mereka memberikan perspektif terkait perilaku digital, identitas pemuda, resiliensi, kepemimpinan sosial, hingga peluang kontribusi generasi muda dalam gerakan sosial dan ekonomi kreatif. Interaksi tersebut menghasilkan gagasan yang lebih konkret mengenai bagaimana karakter dapat ditumbuhkan melalui kegiatan organisasi, komunitas, pendidikan, maupun partisipasi sosial pemuda.

Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kemenko PMK, Warsito, memberikan penekanan khusus pada pentingnya membangun ekosistem karakter nasional yang lebih utuh dan saling terhubung. Dalam paparannya, ia menguraikan bahwa pembinaan karakter tidak dapat mengandalkan satu intervensi tunggal, tetapi memerlukan penguatan lingkungan keluarga, dunia pendidikan, ruang publik, hingga ruang digital. Ia juga menyoroti bahwa berbagai tantangan pemuda, mulai dari krisis keteladanan, tekanan media sosial, hingga disorientasi nilai, yang memerlukan pendekatan lintas sektor yang lebih padu dan adaptif.

“Penguatan karakter tidak bisa hanya dilakukan di satu ruang. Ia harus dibangun sebagai ekosistem, mulai dari keluarga, sekolah, ruang publik, hingga ruang digital, agar nilai-nilai dapat tumbuh dan menjadi kebiasaan generasi muda,” ujar Warsito.

Warsito menjelaskan bahwa Kemenko PMK memiliki mandat strategis sebagai pengarah dan pengintegrasi kebijakan karakter lintas kementerian/lembaga. Karena itu, ia menilai FGD seperti ini penting untuk menangkap realitas lapangan sekaligus memperkaya perumusan kebijakan. Ia mendorong agar masukan pemuda tidak hanya menjadi wacana, tetapi diterjemahkan menjadi indikator perilaku, program pembinaan, serta rancangan kebijakan karakter yang konkret dan aplikatif. Warsito juga mengapresiasi keaktifan peserta dalam menyampaikan pandangan mengenai bagaimana nilai patriotik, gigih, dan empati dapat ditumbuhkan secara lebih relevan dengan kehidupan generasi muda saat ini.

Forum ini berhasil merangkum beragam perspektif pemuda mengenai makna karakter yang ingin mereka bangun dan tantangan yang mereka hadapi. Masukan tersebut akan dijadikan bahan penyusunan rekomendasi untuk memperkuat arah pembangunan karakter pemuda, termasuk penyusunan definisi karakter prioritas, indikator perilaku, serta rancangan program yang dapat digunakan sebagai dasar kebijakan penguatan karakter ke depan.

Di akhir kegiatan, Warsito menutup dengan pesan penting mengenai urgensi kolaborasi nasional dalam memperkuat karakter pemuda sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045. “Penguatan karakter harus menjadi gerakan bersama lintas sektor, bukan sekadar program yang berdiri sendiri,” ujarnya.

Warsito juga menegaskan bahwa kolaborasi menjadi kunci penguatan karakter dan jati diri bangsa. “Dengan kolaborasi seluruh ekosistem bangsa, penguatan karakter dan jati diri nasional dapat menjadi fondasi utama dalam menyiapkan generasi muda yang tak hanya unggul dan berdaya saing, tetapi juga berkarakter dan siap membawa Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Warsito.

Sebagai bentuk dukungan lintas sektor, hadir pula narasumber dari berbagai kementerian/lembaga dan pemangku kepentingan terkait, termasuk Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Pengamat Pramuka. Kehadiran para narasumber ini semakin memperkaya perspektif diskusi dan menegaskan pentingnya sinergi nasional dalam merumuskan arah pembinaan karakter pemuda Indonesia.

Kontributor Foto:
Editor :
Reporter: