Sangat Besar, Peran Ormas Wujudkan Demokrasi Inklusif di Indonesia

KEMEMKO PMK - Demokrasi berdasarkan akar bahasanya berasal dari Bahasa Yunani. "Demos" berarti rakyat, dan "Kratos" berarti pemerintah, sehingga demokrasi diartikan pemerintahan rakyat. Secara hakikat, demokrasi adalah sistem politik yang memungkinkan setiap warga ikut andil dalam jalannya pemerintahan.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, organisasi kemasyarakatan (ormas) atau _civil society_ sangat berperan penting dalam menentukan jalannya demokrasi di Indonesia.

Menurut Muhadjir, potensi ormas di Indonesia sangat besar. Data yang dihimpun Kemendagri per Desember 2019, jumlah ormas yang ada di Indonesia sekarang ini sudah capai 431.465 ormas. 

Dari banyaknya ormas itu, kata Menko PMK, terdapat dua ormas terbesar, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama  yang berbasis Islam. 

"Dapat kita bayangkan begitu besarnya potensi ormas dalam berkolaborasi mewujudkan demokrasi yang inklusif dan efektif ini. Pendek kata ormas akan selalu memiliki peran yang besar dalam masa depan demokrasi di Indonesia," ujarnya saat menyampaikan sambutan dalam forum _Indonessia Civil Society Forum 2022 dengan tema _Advancing Inclusive Democracy in Indonesia,_ secara daring, pada Rabu (30/3).

Lebih lanjut, kata Menko PMK, kekuatan ormas sebesar di Indonesia belum tentu terjadi di beberapa negara besar yang menganut sistem demokrasi. Kekuatan masyarakat madani juga telah banyak membantu jalannya pemerintahan misalnya dalam penanganan pandemi Covid-19.

"Peranan organisasi sosial kemasyarakatan ini sangat dirasakan ketika Indonesia menghadapi wabah Covid-19. Saya sebagai Menko PMK yang secara nomenklatur menjadi tanggung jawab di bidang PMK, saya berani katakan bahwa sharing ataupun sumbangan dari ormas ini saya kira diatas 30 persen," jelasnya.

"Tanpa peranan ormas ini saya yakin penanganan Covid-19 tidak sebaik yang sekarang kita alami," imbuh dia.

*Demokrasi Inklusif Harus Dikembangkan*

Indonesia di satu sisi memliki banyak kelebihan karena memiliki keanekaragaman suku, budaya, dan agama. Hal ini bisa diartikan sebagai anugerah. Akan tetapi di sisi lain realitas ini bisa memicu terjadinya perpecahan, intoleransi, dan konflik sosial.

Karena itu, menurut Menko PMK, peran ormas sangat penting dalam hal mengembangkan pola pikir yang inklusif kepada masyarakat. Dalam hal ini menjunjung tinggi keberagaman, toleransi, tenggang rasa dan memahami bahwa tidak ada yang mayoritas dan minoritas.

"Pemahaman seperti ini harus dikembangkan di Indonesia agar semua orang tahu bahwa sebetulnya keanekaragaman di Indonesia ini harus dipahami secara lebih utuh. Dan peranan ormas dan media sebetulnya menjadi lebih penting untuk membangun semangat toleransi, inklusivitas, dan seterusnya," ucapnya.

Muhadjir mengatakan, masih banyak pekerjaan untuk menuju demokrasi yang inklusif yang lebih matang dalam menghadapi realitas keragaman yang ada di Indonesia. Karenanya, perlu adanya forum-forum seperti yang dilakukan ICSF dalam menyuarakan pemahaman inklusivitas kepada masyarakat untuk semakin mematangkan pola pikir masyarakat Indonesia.

"Melalui forum diskusi seminar seperti ini tentu saja punya makna dalam upaya kita menuju demokrasi yang semakin inklusif dan dewasa dan semakin matang," tegas Muhadjir. 

Kontributor Foto:
Reporter: