Rapid Test Buatan Anak Negeri Dorong Kemandirian Bangsa

Jakarta (9/7) – Hampir semua negara di dunia terutama yang terkena pandemi memerlukan banyak alat kesehatan (alkes), seperti ventilator, alat rapid test, dan lain sebagainya. Hal itu menjadikan peluang untuk menghasilkan produk yang dapat mendukung percepatan penanganan Covid-19.

Pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan inovasi dan produk dalam negeri, khususnya untuk penemuan alkes terkait penanganan Covid-19. Salah satunya yaitu penemuan alat rapid test RI-GHA Covid-19 atau Rapid Diagnostic Test IgG/IgM.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy sangat mengapresiasi hasil temuan anak negeri berupa alat rapid test tersebut. Alat itu digadang mampu menjadi solusi atas pemenuhan kebutuhan alkes yang sudah sangat mendesak di Indonesia.

"Tentu saja kita harus mendukung karya anak bangsa. Kita dorong agar produk dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri kita tanpa harus tergantung produk dari luar. Ini ada kaitannya dengan masalah mental. Perlu ada revolusi mental untuk kita bangga dengan produk dalam negeri kita sendiri, kita mencintai produk dalam negeri kita sendiri, dan kita bisa menggunakan secara penuh dengan percaya diri dengan produk dalam negeri," ujarnya saat konferensi pers peluncuran inovasi produk RI-GHA Covid-19 di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (9/7).

Penggunaan produk dalam negeri seperti alat rapid test RI-GHA Covid-19, ungkap Muhadjir, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi. Bahwasanya regulasi yang berkaitan dengan belanja pemerintah lebih disederhanakan sesuai dengan kebutuhan di masa yang membutuhkan sangat luar biasa ini.

Selain itu, belanja pemerintah juga harus mengutamakan produk-produk yang ada di dalam negeri karena belanja pemerintah di dalam negeri akan memacu pertumbuhan ekonomi.

"Saya mohon dengan kehadiran Kepala LKPP, upaya kita untuk menunaikan arahan Presiden bisa betul-betul dilaksanakan dengan baik. Produsen juga saya minta jangan berhenti berinovasi karena setiap produk pasti ada kekurangan dan menuntut penyempurnaan dari waktu ke waktu," ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menjelaskan secara lebih detail bahwa RI-GHA Covid-19 merupakan alat rapid test yang dikembangkan bersama oleh Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung, Universitas Mataram, dan PT Hepatika Mataram.

Alat rapid test tersebut sudah telah teruji sensitivitas (98%) dan spesifitasnya (96%) melalui uji laboratorium terhadap orang Indonesia. Alat uji itu tergolong fleksibel karena mampu mendeteksi OTG, ODP, PDP, dan Pasca Infeksi dengan menggunakan sampel serum, plasma, atau whole blood. Hasilnya pun bisa diketahui secara cepat dalam waktu 15 menit tanpa membutuhkan alat tambahan maupun tenaga terlatih.

"Seperti yang telah disampaikan Pak Menko, alat ini  adalah buatan anak negeri sendiri. Dengan harga yang sangat murah yaitu Rp75 ribu maka kita harapkan alat ini bisa dipergunakan secara massal sehingga kita bisa mengatasi secepatnya masalah Covid-19," tandasnya.

Dalam rangka pemanfaatan alat tersebut, Kemenko PMK dan beberapa kementerian/lembaga hari ini mengadakan rapid test massal pertama kali menggunakan RI-GHA yang juga diikuti sejumlah wartawan media massa nasional. (*)

Kontributor Foto:
Reporter: