Jakarta (20/11) – Pondok pesantren identik dengan pendidikan keagamaan yang kuat. Namun menghadapi era revolusi industri 4.0, para santri lulusan pondok pesantren perlu dibekali keterampilan agar dapat semakin memperkuat peran dan daya saing untuk berkompetisi di masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa pondok pesantren harus memiliki keterbukaan terhadap perkembangan dan kemajuan dunia saat ini. Pun, tidak menghilangkan pendidikan keagamaan yang melekat sebagai dasar tradisi di pondok pesantren.
“Bagaimana pun tradisi itu jangan dihilangkan karena itu adalah kekuatan umat. Tapi kita juga tetap harus mendorong para santri untuk mempelajari keterampilan agar menjadi bekal mereka di dunia,” ujarnya saat audiensi dengan Ikatan Pesantren Indonesia di Ruang Rapat Lantai 8, Kemenko PMK.
Ia pun mengaku sangat mengapresiasi banyaknya santri lulusan pesantren yang telah mampu memenangkan kompetisi tingkat dunia. Hal tersebut membuktikan, pada dasarnya kualitas pendidikan pondok pesantren tidak kalah dengan sekolah.
Bahkan dewasa ini, banyak sekolah yang menerapkan pendidikan berbasis pesantren semacam boarding school. Beberapa sekolah umum juga ada yang menjadikan tahfidz quran sebagai salah satu pilihan mata pelajaran muatan lokal (mulok).
“Yang perlu diperkuat ke depan adalah membekali santri dengan keterampilan, terutama di bidang ekonomi atau entrepreneur. Jadi, alumni pesantren akan makin banyak yang jadi businessman,” ucap Menko PMK.
Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Agus Sartono menambahkan, pondok pesantren bisa dijadikan sebagai media untuk penguatan sumber daya manusia. Hanya, di samping memperkuat pondasi keagaamaan juga harus diimbangi kemampuan keterampilan.
“Pesantren bisa menjadi basis pengembangan ekonomi wilayah sekaligus menciptakan ketahanan ekonomi. Untuk itu dapat dilakukan melalui kerja sama dengan Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kawasan yang ada di Kemenko PMK,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Ikatan Pesantren Indonesia KH Zaini Ahmad berharap dukungan pemerintah ke depan akan dapat semakin mendorong aktualisasi peran dari para santri dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Kontribusi para santri dan alumni pesantren yang selama ini sudah ditunjukkan akan semakin nyata memberikan pengaruh terhadap kemajuan bangsa.
“Kita harapkan peran santri ke depan tidak hanya sekadar seremonial supaya bisa ikut mendukung dan bersinergi dalam mengaktualisasikan program-program pemerintah,” pungkasnya.
Pembahasan serupa juga mengemuka saat audiensi bersama Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) di ruangan yang sama. Menko PMK dan Ketua Bamusi Hamka Haq senada menekankan pentingnya menjaga generasi penerus bangsa khususnya kaum muslimin agar terhindar dari isu radikalisme.
Ditegaskan bahwa untuk menghalau kesempatan terpapar paham radikalisme harus dimulai dari keluarga. Bamusi sangat mendukung program pemerintah dalam peningkatan kualitas bimbingan pranikah sebagai bekal membangun keluarga yang nantinya akan mampu melahirkan generasi berkualitas dan berdaya saing