Pembudayaan Germas, Poros Hasilkan SDM Berkualitas

Menko PMK Serahkah Langsung Piagam dan Trofi Germas Awards 2022

KEMENKO PMK – Sebagai salah satu poros untuk menghasilkan SDM berkualitas dengan mengedepankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.  Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)  merupakan langkah yang  tepat untuk mengurangi angka mortalitas dan morbiditas yang disebabkan oleh penyakit tidak menular maupun menular.

Pada tahun 2045, jumlah penduduk Indonesia usia produktif (umur 15-64 tahun) diproyeksikan berada pada grafik tertinggi sepanjang sejarah, yaitu mencapai 206-208 juta jiwa (65-66%) dari total jumlah penduduk Indonesia (BPS, Bappenas, UNFPA, 2018).

Tingginya jumlah penduduk dari generasi tersebut menjadi tantangan sekaligus peluang. Kelompok usia ini harus dipastikan kualitas kesehatannya karena akan berdampak kepada produktivitas perekonomian dan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Fokus intervensi dalam peningkatan kualitas SDM tidak hanya pada masa sebelum konsepsi dan prakonsepsi saja, tetapi juga harus difokuskan pada setiap siklus kehidupan, termasuk pada fase usia produktif.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat memberi sambutan pada acara Penganugerahan Germas Awards 2022 di Ruang Heritage Kemenko PMK, Selasa (6/12).

Acara tersebut turut dihadiri oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin, Menpora Zainudin Anali, Kepala Bakamla Laksdya TNI Aan Kurnia, Dirut BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti,  Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Wakil Menteri LHK Alue Dohong, Wakil Menteri ketenagakerjaan Afriansyah Noor, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, Sekjen Kemenhan Marsdya TNI Donny Ermawan Taufanto, Staf Ahli Bidang Budaya Kerja KemenPAN-RB Abdul Hakim,  Sekjen Kemendagri Suhajar Diantoro, Sekjen Kemenkum-HAM Komjen Pol. Andap Budhi Revianto, serta perwakilan dari Kementerian Lembaga lainnya dan para Gubernur dan Kepala Daerah yang hadir secara daring.

Dalam sambutannya, Menko PMK mengatakan, pada satu dekade ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi global pandemik, sebanyak 80% kasus kematian di negara berkembang disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. Berdasarkan Global Burden of Disease 2019, Penyakit Tidak Menular menjadi penyumbang tertinggi kasus kematian dan kecacatan di Indonesia

“Kasus PTM meningkat dari tahun 2013 hingga tahun 2018. Penduduk yang mengalami hipertensi  meningkat menjadi 34,1%, selain itu diabetes melitus mengalami peningkatan hingga 8,5%. Selain itu, proporsi penduduk dengan obesitas juga meningkat menjadi 31%,” ungkapnya.

Berdasarkan data Aplikasi Sehat IndonesiaKu yang diterbitkan Kemenkes,  per 2 Desember 2022, dari 6.270.759 orang yang melakukan deteksi dini PTM diperoleh gambaran sebanyak 2.453.689 orang (39.13%) obesitas, 1.941.170 (30.96%) hipertensi, dan 138.415 orang (2.21%) terdiagnosa diabetes melitus tipe 2.

Selain makin tingginya penyakit tidak menular (PTM) tersebut, Indonesia juga perlu mengendalikan penyakit menular walaupun sudah mengalami penurunan dari tahun 2019. Pada tahun 2020, angka insiden TBC di Indonesia masih sebesar 301 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 34 per 100.000 penduduk.

“Oleh karena itu, lahirlah payung hukum yang sangat kuat yakni Instruksi Presiden No.1 tahun 2017 tentang pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Ini menjadi poros utama dalam pengendalian faktor risiko penyakit dimasyarakat demi menghasilkan SDM yang berkualitas,” kata Menko PMK.

Melalui Instruksi Presiden tersebut, telah diamanatkan kepada Menteri/Kepala Lembaga; Direktur Utama BPJS Kesehatan; dan para Gubernur serta Bupati/Walikota untuk dapat bersinergi dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mewujudkan Germas melalui berbagai aspek hidup sehat. 

Seperti peningkatan aktivitas fisik, perilaku hidup sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan edukasi hidup sehat.

Menko PMK berharap, Germas bisa tersosialisasikan dengan baik dan menjadi budaya yang mendarah daging bagi setiap penduduk Indonesia di semua jenjang umur dan dalam semua tahapan siklus kehidupan.

“Terimakasih kepada K/L yang telah menunjukkan kesungguhannya dalam pelaksanaan Germas. Saya mohon semua pemangku kepentingan K/L dan daerah untuk terus menggencarkan semangat hidup sehat melalui Germas,” ucapnya.

Sebelumnya Kemenko PMK bersama Sekretariat Kabinet, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian PPN/Bappenas, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional melakukan penilaian pembudayaan Germas di K/L sejak tanggal 29 Agustus – 31 Oktober 2022. Dan telah menetapkan 5 (lima) K/L terbaik dalam pembudayaan Germas.
Lima K/L terbaik dalam pembudayaan Germas tersebut ialah Komisi Pemberantasan Korupsi terbaik dalam kategori pelaksanaan Deteksi Dini Penyakit dan Inovasi, Badan Keamanan Laut terbaik Dalam Kategori Pelaksanaan Aktivitas Fisik, Kepolisian Negara RI terbaik dalam kategori Pelaksanaan Lingkungan Sehat, Kepolisian Negara RI terbaik dalam kategori Pelaksanaan Lingkungan Sehat, Kementerian Pertahanan terbaik dalam Kategori dukungan komitmen dan kebijakan, serta Kementerian PAN-RB terbaik dalam Pembudayaan Germas K/L.

Masing-masing pemenang mendapatkan sebuah piagam yang ditandatangani langsung oleh Presiden Joko Widodo. Sementara khusus untuk pemenang kategori terbaik dalam Pembudayaan Germas K/L yang diraih oleh KemenPAN-RB mendapatkan piagam serta trofi Germas Awards 2022. Hadiah tersebut diserahkan oleh Menko PMK Muhadjir Effendy.

Selain itu, Menko PMK juga turut memberikan sertifikat kepada beberapa mitra pembangunan yang selama ini sudah mendukung pembudayan Germas yakni BRI, Reckitt Benckiser, Danone, Enesis Group dan Astra International.

“Saya ucapkan selamat kepada KL yang telah mendapatkan Germas Awards 2022. Mudah-mudahan bisa menjadi pemicu dan teladan bagi K/L dan Pemda serta organisasi mitra lain yang selama ini telah bersama-sama mensukseskan Germas,” tutupnya. 

Kontributor Foto:
Reporter: