KEMENKO PMK -- Pandemi Covid-19 telah membawa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan. Tanpa terkecuali, munculnya beragam pandangan termasuk narasi dikotomi yang mengharuskan untuk memilih antara mengutamakan kesehatan atau menguatkan pendidikan.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Femmy Eka Kartika Putri menyatakan bahwa penguatan pendidikan dan kesehatan perlu dilakukan secara bersamaan.
“Pendidikan dan kesehatan merupakan dua aspek yang penting dalam siklus pembangunan sumber daya manusia (SDM). Pandemi Covid-19 memberikan kita kesempatan untuk menguatkan dan mensinkronkan dua sektor ini bersama-sama,” ujarnya saat mewakili Menko PMK menjadi pembicara Webinar Nasional Ikatan Alumni Al-Fattah, Sabtu (15/1).
Menurut Femmy, pemenuhan hak-hak kesehatan anak dan remaja dapat terpenuhi melalui penerapan protokol kesehatan (prokes). Pasalnya, meskipun pandemi Covid-19 telah melandai namun munculnya varian baru Omicron masih menjadi ancaman dan harus tetap diwaspadai.
“Kehadiran varian baru Omicron sudah sampai pada satuan pendidikan di Jakarta dan ini harus kita waspadai bersama. Bukan tidak mungkin akan sampai juga ke satuan pendidikan di daerah lain kalau kita lengah,” tandasnya.
Ia pun berharap agar seluruh satuan pendidikan dapat berkontribusi dalam upaya pencegahan Covid-19 dengan menerapkan prokes secara ketat. Apalagi, per-Januari 2022, pemerintah telah mewajibkan satuan pendidikan di level wilayah 1,2, dan 3 untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Peran Pondok Pesantren
Pada kesempatan tersebut, Femmy juga meminta kepada para pimpinan Pondok Pesantren termasuk Pondok Pesantren Al-Fattah untuk dapat mengambil peran dalam menerapkan prokes dan PTM terbatas. Hal itu tentu akan membuat orang tua para santri merasa lebih aman dan nyaman mengirimkan anaknya untuk menimba ilmu di pondok pesantren.
“Ponpes harus menjadi contoh pembelajaran tatap muka yang aman. Seperti kita tahu, Pondok Pesantren yang juga telah berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus aktif membangun umat melalui dakwah dan pemberdayaan,” tuturnya.
Lebih jauh, Femmy menyebut pesantren merupakan lembaga yang bertujuan untuk menyemaikan dan menguatkan nilai-nilai dan karakter bangsa. Peran pesantren sangat penting dalam pembangunan SDM yang berakhlak mulia dan maju dalam peradaban modern.
Sebagaimana arahan Presiden Jokowi, pembangunan SDM Indonesia menjadi fokus prioritas utama dari kinerja pemerintah sesuai dengan visi Indonesia Maju. Tujuannya untuk menjadikan Indonesia negara yang maju dan berdaya saing dalam dunia global.
“Untuk itu, pemerintah tidak dapat bekerja sendiri. Karenanya, mohon kepada semua pihak terutama Pondok Pesantren Al-Fattah dan seluruh alumninya untuk bekerja sama dengan pemerintah mewujudkan Indonesia maju,” pungkas Femmy.
Sebagai informasi, webinar yang mengangkat tema Pandemi dan Era Baru Layanan Pendidikan itu juga menghadirkan perwakilan dari Kementerian Agama, Gubernur Jawa Timur, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fattah, Ikatan Alumni Pondok Pesantren Al-Fattah, serta para narasumber yaitu Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sonny Harry B Harmadi dan Plt. Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Kemendikbudristek Irsyad Zamjani. (*)