Nasyi'atul Asyiah Dukung Aksi Nyata Gerakan Penurunan Stunting

KEMENKO PMK -- Dalam rangka mendukung Perpres No. 72/2021 tentang Strategi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting, Kemenko PMK berkolaborasi dengan Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyi 'atul Aisyiyah (PASHMINA) merupakan Organisasi Perempuan Muda Muhammadiyah menyelenggarakan Jambore PASHMINA 2022, Remaja Sehat, Generasi Kuat dengan tema "Menguatkan Remaja Sehat, Bebas Stunting dan Peduli Lingkungan" bertempat di Pusat Studi Muhammadiyah Yogyakarta pada Minggu (28/8).

Pashmina (Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aisyiyah) adalah pionir posyandu remaja di Indonesia yg dikelola ormas perempuan sejak 2015 hingga saat ini sdh ada sekitar 100 pashmina di seluruh Indonesia yg dikelola PWNA, PDNA hingga PCNA.

Jambore Pashmina ini sebagai penanda kiprah kemanusiaan dan kepedulian Nasyiatul Aisyiyah pada tumbuh kembang remaja dengan pelayanan yang prima dan profesional tanpa dipungut biaya. Jambore ini juga sebagai dedikasi ucapan terimakasih kepada relawan Pashmina yg sdh memberikan pelayanan selama 7 tahun berjalan.

Dalam Pashmina terdapat 6 pos, dari pos penyuluhan, pos gizi, pos konseling, pos kesehatan (BB, TB, dll), dll yang kesemuanya gratis tidak berbayar serta semata-mata utk memberikan edukasi kesehatan kpd remaja. Terkhusus pada jambore ini karena stunting salah satu penyebabnya sejak remaja banyak yg anemia maka tema stunting diangkat.

Tujuan jambore ini adalah untuk mewujudkan generasi remaja yang sehat dan mampu memainkan perannya sebagai agen perubahan dalam pengendalian stunting dan kelestarian lingkungan. Peserta jambore PASHMINA terdiri dari PASHMINA mulai dari Pimpinan Ranting, Cabang, Daerah dan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah seluruh Indonesia.

Diyah Puspitarini selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyi 'atul Aisyiyah menyampaikan bahwa  2 tahun terakhir angka perkawinan anak meningkat di Indonesia akibat budaya dan pergaulan bebas di kalangan remaja, perkawinan anak menyumbang 70 % anak stunting (data riskesdas 2019). 

"Kenapa sosialisasi stunting sebaiknya dilakukan sejak remaja, karena remaja rentan 3 hal yaitu anemia pada remaja putri, rentan konsumsi gizi buruk karena pola hidup dan pergaulan, serta rentan perkawinan anak," pungkas Diyah.

Kemenko PMK dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris Deputi (Sesdep) Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Presrasi Olahraga Maman Wijaya, menyampaikan bahwa diperlukan Koordinasi dan Integrasi Multisektor dan Multipihak untuk mengatasi permasalahan stunting yang multidimensional.

"Kita memerlukan upaya lintas sektor melibatkan seluruh stakeholders secara terintegrasi melalui koordinasi serta konsolidasi program dan kegiatan pusat, daerah, hingga tingkat desa," ujar Maman.

Jumlah Stunting di Indonesia Tahun 2018 sebesar 30, 8 % , dan Tahun 2022 sebesar 24,4 %, target pemerintah angka stunting pada Tahun 2024 sebesar 14 %. Stunting di Indonesia  Kedua Tertinggi di Asia Tenggara dan urutan ke-108 dari 132 Negara. 

Sesdep Maman juga berharap PASHMINA dapat menjadi penggerak untuk melawan stunting sehingga membantu pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting di Indonesia. 

"Kemenko PMK mengharapkan PASHMINA menjadi pelopor dan penggerak perang melawan stunting serta membantu pemerintah dalam menjalankan 9 langkah percepatan penurunan angka stunting sesuai Perpres  Nomor 72/2021, sehingga target angka stunting 14 % di Indonesia pada Tahun 2024 tercapai," tutur Maman.