Kemenko PMK gelar Podcast Ayo Berkoperasi

Kemenko PMK bekerjasama dengan Kemenko Perekonomian, Kemenkop UMK dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Kegiatan Aksi Nyata Revolusi Mental melalui Diskusi Seputar Koperasi (DISKO) “Anak Muda Bicara Koperasi” dengan menghadirkan anak-anak muda pegiat Koperasi dan ekonomi kerakyatan.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P dalam sambutanya menyampaikan bahwa untuk menjadi bangsa yang mandiri dan berdaulat khususnya dalam konteks ekonomi maka dipilihlah sistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan Pancasila sebagaimana tertera dalam pasal 33 undang-undang Dasar 1945.

“Koperasi harus menjadi soko guru ekonomi nasional, koperasi harus berubah dan bergerak menuju ke arah perubahan yang lebih baik untuk itu dibutuhkan gerakan revolusi mental berkoperasi” Ujar Muhadjir.

Menteri koordinator bidang pembangunan manusia dan kebudayaan mendorong serta mendukung penuh gerakan Ayo berkoperasi melalui program podcast ayo berkoperasi maupun program lainya terkhusus untuk generasi muda.

Kegiatan podcast Ayo Berkoperasi juga mendapat dukungan dari Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM Ahmad Zabadi. Menurutnya Selama ini Koperasi identik dengan kalangan tua dan simpan pinjam. Sudah saatnya koperasi ditangani anak muda dengan revolusi mental Koperasi.

“Saya mendukung Bincang-bincang koperasi melaui podcast ayo berkoperasi ini karenamenyasar kalangan anak muda milenial. Sudah saatnya anak muda terlibat aksi nyata gerakan menggelorakan ayo berkoperasi untuk kemandirian dan kedaulatan bangsa” Ujar Zabadi.

Sejatinya Koperasi merupakan gerakan ekonomi kerakyatan yang dianggap paling relevan dengan cita-cita bangsa. Cita-cita itu akan terwujud melalui semangat anak muda Indonesia. Apalagi saat ini Indonesia mendapat momentum bonus demografi mencapai 64% dari total proyeksi penduduk sebesar 297 juta jiwa.

Anak muda Indonesia punya jejak positif dalam mengubah sesuatu yang dianggap usang menjadi sebuah kebaruan. Koperasi merupakan salah satu "benda usang" yang perlu disentuh oleh anak muda. 

Diskusi Seputar Koperasi episode pertama ini menghadirkan Firdaus Putra Co-Operative Innovator ICCI, Ghufron Mustaqim Ceo Evermos dengan host Tri Ombun Sitorus yang merupakan Mahasiswi MEEK  Universitas Indonesia. 

Dalam paparanya Firdaus menyampaikan dirinya tertarik menjadi penggerak Koperasi karena sejak awal memiliki usaha yang melibatkan banyak orang. Spirit Koperasi mendorong untuk bekerjasama, bergotong-royong dan tumbuh bersama.

“Melalui koperasi adanya kolektif spirit yang kita sebut gotong royong kebersamaan, kekeluargaan itu itu yang saya pikir sekarang justru menemukan momentumnya disaat bisnis kompetisinya itu gila-gilaan ditambah after pandemi kemaren membutuhkan semangat kolektif untuk bangkit” Ujar Firdaus.

Firdaus menambahkan perkembangan dunia perekonomian juga semakin pesat ada model koperasi multipihak, ada koperasi start up bahkan ada koperasi berbasis fans grub band. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh pemerintah tentang eduaksi koperasi, selain itu akses dan pendaftaran koperasi juga perlu di permudah karena anak muda malas berkoperasi jika regulasinya ruwet dan panjang.

Dalam podcast Ayo Berkoperasi Ghufron Mustaqim sebagai salah satu narasumber menyampaikan  berdasarkan data kementerian keuangan lebih dari 64 juta UMKM di Indonesia mayoritas itu mikro atau kecil kita sehingga banyak brand brand lokal itu yang mungkin levelnya masih pemula dan  band-band tersebut kurang memiliki akses pasar yang luas dari Sabang sampai Merauke.

“Di Indonesia ada 7-8 juta penduduk pengangguran, kami di Evermos membantu melalui aplikasi Evermos untuk memulai berwirausaha sekaligus memajukan brand lokal dengan memasarkan produk-produk brand lokal di komunitas mereka. Awal berwirausaha itu kan yang paling penting belajar skill penjualan. Itulah kenapa pekerjaan wirausaha dimulai dengan menjadi reseller kalau mereka sudah semakin bagus penjualannya mereka nanti mereka pun bisa membuat brand sendiri yang kemudian bisa dipasarkan sendiri” Ujar Ghufron.

Ghufron memnambahkan Koperasi harus mharus adaptif terhadap perubahan zaman. Koperasi mungkin tidak hanya direduksi dalam level formal institusi saja tapi bagaimana kemudian koperasi nilai-nilainya bisa menginspirasi dalam gerakan perekonomian kita baik itu di BUMN maupun swasta. Koperasi dengan sendirinya adalah kebersamaan dan kekeluargaan. Kalau didunia kita kenal ada jalan ekonomi kapitalisme dan sosialisme, di Indonesia kita punya ekonomi Pancasila yang keren.


 

Kontributor Foto:
Reporter: