ISI Yogyakarta Ikut Andil Dalam Pemulihan Mental Masyarakat Pasca Pandemi Melalui Kegiatan ini

KEMENKO PMK - Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) ISI Yogyakarta menyelenggarakan Sarasehan bertajuk “Hastha Sawanda dalam Berbagai Perspektif” dalam upaya “Menggali Nilai-Nilai Budaya Lokal untuk Pengembangan Seni Pertunjukan Nusantara” dibuka oleh Pembantu Dekan 2 Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) ISI Yogyakarta Joanes Catur Wibono, S.Sn., M.Sn, yang diikuti oleh Ikatan Alumni ASTI dan Jurusan Tari ISI Yogyakarta (IKASTISI ), Komunitas Masyarakat Seni di Surakarta dan Komunitas Masyarakat Seni di Yogyakarta serta para murid S Ngaliman.

Sarasehan dan diskusi dilaksanakan di Teater Arena ISI Yogyakarta menghadirkan narasumber tokoh-tokoh seni tari nasional, yaitu: Sal Murgiyanto, Retno Maruti, Blacius Subono, Wahyu Santoso P, Daryono, Stefanus Wiyono dan Bambang Pujasworo pada Kamis (14/7).

Dalam rangkaian kegiatan ini dilaksanakan juga penanaman pohon  untuk mendukung Aksi Nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) melalui Penanaman 10 Juta Pohon. Jenis pohon yang ditanam antara lain pohon kepal, pohon jambu dersono, pohon duwet dan pohon sawo kecik yang ditanam di sekitar lingkungan Kampus ISI Yogyakarta. 

Salah satu nilai yang dikaji dalam sarasehan ini adalah nilai Hastha Sawanda dan Kridhyawangga yang pada dasarya merupakan patokan baku bagi pembentukan kepenarian. Sejak 2 tahun terakhir seluruh dunia mengalami masa pandemi yang diakibatkan oleh virus Covid 19. Upaya keras pemerintah yang didukung oleh segenap masyarakat telah membuahkan hasil, dengan semakin melandainya angka korban terpapar. Akan tetapi, masa-masa sulit dan berat bagi masyarakat masih terasa, khususnya dalam hal mental. 

ISI Yogyakarta merasa terpanggil untuk ambil bagian dalam upaya pemulihan dan penguatan mental masyarakat, agar tetap tangguh dan kuat dalam menghadapi permasalahan hidup. Melalui penggalian akan nilai-nilai tradisi yang telah mengakar, dan kemudian mengaktualisasikan kembali dalam aktivitas berkesenian, maka diharapkan akan mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemulihan mental dan karakter masyarakat dengan melakukan serangkaian kegiatan seni pertunjukan dan sarasehan. 

Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Kemenko PMK dalam hal ini diwakili oleh Subkhan selaku Analis Kebijakan Ahli Muda Peningkatan Inovasi dan Kreativitas pada Unit Asisten Deputi Literasi, Inovasi dan Kreativitas Kemenko PMK menyampaikan bahwa Pemerintah telah menetapkan Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang berslogan Etos Kerja, Gotong Royong dan Integritas. GNRM terdiri dari 5 Gerakan (Indonesia Mandiri, Indonesia Bersih, Indonesia Tertib, Indonesia Melayani, dan Indonesia Bersatu).

Penerapan GNRM bisa dimulai diri sendiri dan lingkungan terdekat kita. Penerapan GNRM juga bisa untuk membangun dan memajukan masyarakat. Kemenko PMK juga mengajak seluruh pihak untuk mendukung Aksi Nyata "Gerakan Penanaman 10 Juta Pohon" yang dicanangkan Pemerintah melalui GNRM.

“Semoga kegiatan hari ini dapat Mendorong semangat berkarya seni bagi para seniman muda, menguatkan kecintaan kepada bangsa dan Negara melalui kegiatan seni pertunjukan, bisa memberikan apresiasi seni dan edukasi seni kepada masyarakat serta memperkokoh karakter masyarakat, agar tidak mudah terpengaruh hal-hal yang potensial memecah-belah warga dan bangsa, terus kreatif dan inovatif agar mampu mengikuti perkembangan zaman”, pungkas Subkhan. 

Esoknya kegiatan akan diakhiri dengan Pementasan Tari karya-karya S. Ngaliman di tempat yang sama. Pementasaan Pertunjukan Tari Beksa Wireng Palguna Palgunadi, Beksa Srimpi Glondhong Pring, dan Fragmen wang Wong Sembadra Larung yang sedianya dihadiri oleh Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Dirjen Kebudayaan, Kemendikburistek RI.

Kontributor Foto:
Reporter: