Percepat Pemulihan Ekonomi Melalui Pelatihan Fintech

KEMENKO PMK - Financial technology (Fintech) dapat menjadi solusi bagi perempuan dan UMKM untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Untuk itu, para perempuan dan pelaku UMKM perlu mendapat pelatihan tambahan agar dapat menguasai hal tersebut.

Asisten Deputi Pemenuhan Hak, Perlindungan, dan Pemberdayaan Perempuan Kemenko PMK Roos Diana Iskandar mengungkapkan, digitalisasi membawa potensi besar untuk mempercepat pemberdayaan perempuan dan UMKM. 

“Pemerintah dan pemangku kepentingan akan mendorong komitmen negara untuk membantu UMKM memahami isu finansial dan teknologi untuk membantu umkm menumbuhkan skala bisnisnya,” ujar Roos saat memimpin rapat Pembahasan Lanjutan Rencana Kerja Sama Pelatihan oleh Ant Group secara virtual di kantor Kemenko PMK, Jum’at (1/4).

Adapun prospek pengembangan UMKM di Indonesia sendiri terbilang tinggi. Berdasarkan data peer-to-peer lending, pendanaan di sektor produktif UMKM juga semakin meningkat. Di Oktober 2021 kemarin tumbuh 52,74% dari total pendanaan, dimana pada tahun 2020 hanya sebesar 38,90%.

Untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM terhadap fintech, lanjut Roos, perlu dilakukan pendampingan tetap seperti pelatihan digital. Hal itu bertujuan agar pelaku memiliki digital skills yang diharapkan berdampak pada kemampuan finansialnya.

“Khususnya untuk literasi tentang fintech dan yang berbasis digital untuk pemberdayaan perempuan saya pikir ini semangatnya sama. Perempuan bisa diperdayakan untuk memahami bidang entrepreneur tentunya,” jelasnya.

Sebagai sebuah inovasi pada industri jasa keuangan dengan menggunakan teknologi. Produk fintech biasanya berupa suatu sistem untuk menjalankan transaksi keuangan yang spesifik secara digital.

Seperti diketahui, sebelumnya Kemkominfo sudah membuka pelatihan bagi para perempuan dan pelaku UMKM, dengan target pendampingan maupun fasilitasi terhadap seribu pelaku UMKM yakni Digital Entrepreneurship Academy (DEA).

Ketua Pokja DEA DTS Kominfo Riza Azmi mengatakan, Melalui program DEA, Kemkominfo menyiapkan para perempuan dan pelaku UMKM secara aktif mampu memanfaatkan teknologi dan platform digital.

“Jadi kami dorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan teknologi digital melalui pendampingan dan fasilitasi. Di tahun ini kita rencananya melakukan hal yang sama, jadi ada kolaborasi lintas kementrian kewirausahaan khususnya untuk perempuan,” jelasnya.

Sementara itu senior advisor Ant Group Carrie Sun menyebut, program 10x1000 oleh Ant Group juga memiliki kesamaan visi misi untuk menggerakkan ekonomi dengan lebih mudah serta membantu pemerintah dan UMKM secara praktis untuk memahami tentang penggunaan teknologi.

“Kami ingin melatih para pemimpin di lingkup ini sehingga mereka dapat mobilisasi dan menggerakkan komunitas mereka serta dapat memberikan pengaruh untuk bergerak dalam isu teknologi digital,” ungkapnya.

Diketahui, 10x1000 adalah kolaborasi non profit dari wirausaha yang gagasannya untuk membantu kontes global untuk memahami isu finansial dan memberikan pemahaman bagaimana teknologi membantu UMKM menumbuhkan skala bisnisnya.

”Para peserta kami sangat puas, dengan program ini mereka jadi tau manfaat teknogi untuk membangun bisnis. Maka dari itu kami ingin lebih banyak orang paham dalam bidang teknologi,” kata Carrie.

Sebagai penutup, nantinya kominfo akan melaksanakan program pelatihan Woman in Digital Entrepreneurship untuk perempuan dan pelaku UMKM yang akan digelar pada 21 april mendatang sekaligus soft launching Pelatihan Fintech yang renacanya akan digelar pada juni 2022.

Turut hadir dalam rapat tersebut, Sesdep Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Esa Sukmawijaya, perwakilan Ant Group Indiensia Meta Mustikaningrum, Asdep Pembiayaan Wirausaha KemenKopUKM, Kasubbag Hukum Kemenpora Philip Nafi, Perwakilan KemenPPPA Helsyinta, dan para peserta lainnya.

Kontributor Foto:
Reporter: