KEMENKO PMK -- Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pasca Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Nelwan Harahap menjelaskan, untuk menangani isu-isu kemanusiaan, permasalahan kesenjangan dan ketimpangan yang masih ada di Indonesia memerlukan koordinasi, kolaborasi dari berbagai pihak. Menurutnya, permasalahan tersebut tidak hanya bisa diatasi oleh pemerintah saja.
Hal itu dijelaskannya saat menyampaikan keynote speech mewakili Menko PMK Muhadjir Effendy pada kegiatan Peringatan 'Hari Ulang Tahun Humanitarian Forum Indonesia (HFI): 15 Tahun Bersatu dalam Kemanusiaan', yang diselenggarakan di Hotel Borobudur Jakarta, pada Rabu (30/8/2023).
"Isu-isu kemanusiaan terkait dengan pembangunan manusia dan penanggulangan bencana yang semakin lama semakin menantang di Indonesia tidak akan teratasi hanya oleh Pemerintah semata. Gotong royong melalui karya nyata serta dukungan dari berbagai lembaga/organisasi termasuk HFI adalah kunci kita menghadapi tantangan jaman," ujarnya.
Lebih lanjut, Muhadjir menyampaikan, kolaborasi antara pemerintah dan lembaga kemanusiaan saat ini semakin meningkat, dengan adanya Gerakan Solidaritas Kedemawanan yang telah dideklarasikan pemerintah beberapa waktu lalu di masa Covid-19.
"Terus kita kawal progres dan prosenya. Kemitraan tersebut juga diwujudkan tidak hanya dalam aksi bersama yang dilakukan di dalam negeri (dalam penanganan Covid-19 dan penanganan bencana lainnya) tapi juga kegiatan bersama untuk bantuan kemanusiaan di luar negeri (seperti di Pakistan, Turki, Vanuatu dan Myanmar) beberapa waktu yang lalu," ungkapnya.
Menurut Nelwan, HFI bersama 19 anggotanya telah menunjukkan keteladanan dalam solidaritas dan kedermawanan di tengah-tengah masyarakat terdampak bencana. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote, HFI selalu hadir dan bersinergi untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat terdampak bencana maupun konflik.
Nelwan berharap harapan agar HFI terus menjadi pioneer dan mentor bagi lembaga kemanusiaan lain dalam kolaborasi dan sinergi multi pihak sebagai bagian dari Gerakan Solidaritas dan Kedermawanan. Menueutnya, kreatifitas HFI untuk mengekplorasi upaya pemberdayaan masyarakat melalui bantuan kemanusiaan yang dilakukan menjadi keniscayaan dalam membangun ketangguhan bangsa.
"Terima kasih khususnya saya sampaikan untuk organisasi-organisasi yang tergabung dalam HFI atas dukungan dan semangat kolaborasinya yang tinggi. Bantuan yang diberikan baik materiil dan non-materiil telah mendorong peningkatan kapasitas kita sebagai aktor kemanusiaan untuk menjangkau mereka yang membutuhkan," jelasnya.
"Selamat Hari Jadi ke-15 HFI, teruslah menjadi gerbong penggerak kebaikan di bumi Indonesia yang kita cintai," imbuh Nelwan.
Sebagai informasi, Humanitarian Forum Indonesia (HFI) adalah perkumpulan bagi organisasi massa dan lembaga kesejahteraan sosial yang berbasis agama dan fokus pada kegiatan kemanusiaan dan pembangunan. Lahirnya HFI dipengaruhi oleh konteks nasional dan konteks internasional.
Pada lahirnya dipengaruhi oleh kesadaran yang meningkat setelah tsunami Aceh 2004 dan gempa tektonik di Yogyakarta pada tahun 2006 yang kemudian menghasilkan UU No.24 tahun 2007 mengenai Penanggulangan Bencana dan juga Kerangka Aksi Hyogo 2005, dibutuhkan ruang dialog antar pemangku kepentingan terutama masyarakat sipil.
Sebanyak 7 (tujuh) NGO mendirikan HFI yaitu Muhammadiyah Disaster Management Centre, Yayasan Tanggul Bencana Indonesia, YAKKUM Emergency Unit, Dompet Dhuafa, KARINA, Wahana Visi Indonesia dan Perkumpulan Peningkatan Keberdayaan Masyarakat.