Pemerintah Imbau Perayaan Imlek Dilakukan Sederhana

Jakarta (4/2) -- Kasus Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat setiap harinya. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, pada Rabu 3 Februari, setidaknya terdapat 1.111.671 orang yang terpapar, 175,236 orang masih dirawat, 905.665 orang sembuh, dan 30.770 orang meninggal dunia.

Peningkatan kasus positif disinyalir berkaitan erat dengan libur panjang akhir tahun 2020 beberapa waktu lalu. Sebagaimana data Satgas Penanganan Covid-19 yang juga menunjukkan bahwa selalu terjadi tren kenaikan kasus positif yang terjadi setiap periode liburan.

Menjelang Hari Raya Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili pada 12 Februari mendatang, pemerintah mengimbau kepada masyarakat khususnya Umat Konghuchu agar merayakan Tahun Baru Imlek secara lebih sederhana. Hal itu guna mencegah laju penyebaran Covid-19.

“Karena Hari Raya Imlek juga merupakan hari libur nasional, saya mohon semuanya bisa memanfaatkan hari libur ini dengan bijak dan tetap mematuhi apa yang sudah dipesankan oleh Bapak Menteri Agama maupun Bapak Menteri Kesehatan,” ujar Menko PMK saat konferensi pers di Istana Negara, Kamis (4/2).

Sementara itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan bahwa pada prinsipnya pemerintah memaklumi Tahun Baru Imlek bagi Umat Konghuchu bukan sekadar perayaan pergantian tahun. Akan tetapi, lebih dari itu, Tahun Baru Imlek juga merupakan Hari Raya Keagamaan yang semestinya harus diperingati sebagai ungkapan rasa syukur.

“Kita tentu sering menyaksikan bagaimana setiap perayaan Imlek selalu ada kegembiraan. Ada barongsai, ada bagi-bagi angpao. Namun karena sekarang situasinya berbeda, Indonesia dan dunia sedang mengalami pandemi Covid-19, saya kira umat Konghuchu juga harus lebih mawas diri bahwa perayaan Imlek itu dapat dirayakan dengan perayaan yang sederhana,” ucapnya.

Yaqut mengungkapkan selain membagi-bagikan angpao dan menyajikan atraksi barongsai secara besar-besaran, perayaan Tahun Baru Imlek juga biasanya disertai dengan kegiatan silaturahmi. Namun untuk saling menjaga dari penularan Covid-19, silaturahmi dapat dilakukan dengan cara virtual tanpa mengurangi makna dari perayaan Hari Besar Keagamaan tersebut.

Pemerintah pun mengimbau kepada seluruh Umat Konghuchu yang akan merayakan ibadah Imlek agar berdoa supaya Bangsa Indonesia dan umat manusia di seluruh dunia terbebas dari pandemi Covid-19. “Mari kita kembalikan ajaran-ajaran Tian (Tuhan) bahwa agama ini diturunkan untuk memuliakan sesama manusia, untuk melindungi sesama manusia.”
Senada, Menteri Kesehatan Budi G Sadikin mengungkap bahwa makna dari perayaan Tahun Baru Imlek juga sebagai harapan baru dan keberuntungan baru. Oleh karena itu, tanpa mengurangi makna tersebut, ia pun mengimbau kepada Umat Koghuchu agar merayakan Imlek dengan cara-cara yang baru.

“Caranya kita bisa melakukannya dengan keluarga kita di rumah atau dengan cara-cara digital. Kita bisa mengirimkan angpao dengan cara digital, bagus juga kalau kita kirimkannya melalui transfer atau kalau tetap mau mengirimkan amplop merahnya bisa dikirim melalui aplikasi ojek online sekaligus untuk menyejahterakan saudara-saudara kita,” pungkasnya. (*)

Kontributor Foto:
Reporter: