Penurunan Stunting Harus Jadi Gerakan Kolektif Seluruh Elemen Bangsa
KEMENKO PMK -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan bahwa percepatan penurunan stunting tidak bisa dilakukan oleh satu kementerian atau lembaga saja, melainkan harus menjadi kerja bersama seluruh elemen bangsa.
Hal itu disampaikan Menko PMK usai mendampingi Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting 2025 yang digelar di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (12/11/2025).
"Penanganan stunting ini adalah kerja bersama. Tidak bisa dikerjakan satu kementerian saja, tapi harus lintas sektor, dari pemerintah pusat sampai desa, bahkan melibatkan organisasi masyarakat dan relawan posyandu," ujar Pratikno dalam keterangannya kepada media.
Menko PMK menyebutkan, capaian prevalensi stunting tahun 2024 turun menjadi 19,8 persen. Ini merupakan hasil nyata kerja kolaboratif semua pihak. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah masih harus bekerja lebih keras untuk mencapai target penurunan menjadi 14,2 persen pada 2029, sebagaimana target Presiden dan Wakil Presiden.
"Alhamdulillah, pada tahun 2024 prevalensi sudah turun menjadi 19,8 persen. Ini penurunan yang signifikan dalam 10 tahun terakhir. Tetapi target kita harus turun lebih rendah lagi," ujarnya.
Menko PMK kembali menegaskan, penurunan angka stunting tidak hanya tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga membutuhkan dukungan pemerintah daerah, organisasi masyarakat, kader posyandu, dan relawan.
"Bukan hanya pemerintah pusat, tapi juga pemerintah daerah, sampai desa. Bahkan peran organisasi kemasyarakatan dan para relawan posyandu menjadi sangat strategis. Ini membutuhkan kerja bersama di antara kita," tambahnya.
Rakornas Percepatan Penurunan Stunting 2025 dibuka oleh Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka. Dalam arahannya, Wapres menegaskan pentingnya kerja keroyokan antara pemerintah pusat dan daerah untuk mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia.
Wapres Gibran juga mengapresiasi capaian penurunan prevalensi stunting tahun 2024.
Menurutnya, capaian penurunan prevalensi stunting pada 2024 menjadi 19,8 persen merupakan bukti keberhasilan kerja bersama. Angka tersebut lebih baik dari proyeksi Bappenas sebesar 20,1 persen, atau turun sekitar 357 ribu anak dibandingkan tahun sebelumnya.
"Program ini harus kita keroyok bersama. Kuncinya ada pada sinergi antara pusat dan daerah," ujar Wapres dalam arahannya.
Rakornas yang mengusung tema "Mengukuhkan Komitmen Bersama untuk Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia" ini dihadiri oleh para menteri, kepala daerah, pimpinan lembaga, serta kader kesehatan masyarakat dari berbagai wilayah.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, dan sejumlah perwakilan daerah yang telah menunjukkan capaian signifikan dalam penurunan angka stunting.