Menko PMK: Mudik Ditiadakan, Usaha Harus Tetap Berjalan

Jakarta (1/4) – Kebijakan peniadaan mudik tahun ini dikhawatirkan akan berimbas terhadap beberapa sektor, terutama industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Namun, pemerintah memastikan telah memiliki serangkaian program yang diyakini mampu mempertahankan denyut nadi usaha dan menggairahkan sektor industri pariwisata di Tanah Air.

 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa kebijakan peniadaan mudik dibarengi dengan upaya untuk tetap menggerakkan sektor ekonomi nasional, termasuk pengembangan pariwisata dan industri kreatif di daerah. 

 

“Tadi sudah ada pembicaraan pasti untuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah mengenai peniadaan mudik. Tetapi tetap, nadi usaha tetap harus terus berdenyut tidak boleh berhenti,” ujarnya usai melakukan diskusi bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (1/4).

 

Pada kesempatan tersebut, Menko PMK juga mengaku sangat mendukung inisiatif Menparekraf untuk menggerakkan dan menghidupkan staycation atau istilah berlibur di sekitar rumah dengan menjaga prokes. Selain dapat mengobati keinginan masyarakat untuk berlibur ke lokasi wisata, tentunya akan mampu menggerakkan ekonomi pariwisata di daerah setempat.

 

“Jadi, wisata-wisata yang masih sama-sama di daerah itu dibolehkan, tidak dilarang. Harus dipastikan bahwa tujuan utama kita adalah untuk menekan penyebaran dan penularan Covid-19, bukan untuk membuat aktivitas ekonomi terutama sektor pariwisata juga ikut berimbas secara drastis,” tuturnya. 

 

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga mendorong pemberian insentif kepada para pelaku usaha di sektor pariwisata. Menurutnya, hal tersebut merupakan langkah penting untuk memastikan masyarakat kelas menengah yang juga pelaku sektor pariwisata tidak terpuruk dan jatuh miskin hanya karena kebijakan peniadaan mudik lebaran di bulan Mei mendatang.

 

Di lain sisi, ia menekankan pentingnya pengembangan pariswisata terkait kebudayaan. Program pariwisata budaya dinilai akan menjadi salah satu sektor andalan untuk program pariwisata nasional lantaran Indonesia memiliki kekayaan potensi wisata budaya yang tak ternilai di dunia.

 

“Program Menparekraf itu ada yang beririsan dengan tanggung jawab saya di sektor budaya. Hal ini tentu juga harus kita dukung dan terus kita kembangkan,” tandas Menko PMK.

 

Seraya menanggapi, Menparekraf Sandiaga Uno menyatakan pihaknya telah menyiapkan stimulus-stimulus yang didorong oleh dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Selain diperuntukkan bagi pelaku usaha wisata juga termasuk merumuskan stimulus bagi para pelaku ekonomi kreatif dan industri perfilman.

 

Lebih detail, untuk produk-produk wisata yang disiapkan mengacu pada kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro. Ia menyebut nantinya akan ada wisata-wisata di kota besar untuk memudahkan masyarakat berwisata karena tidak dapat bersilaturahmi ke kampung halaman.

 

“Akan ada juga produk-produk ekonomi kreatif yang bisa menggantikan kehadiran fisik mereka di kampung halaman, seperti produk kuliner ataupun fesyen,” cetus Sandiaga.

 

Sementara itu, dalam rangka mendukung pengembangan industri perfilman nasional, Menko PMK dan Menparekraf sepakat akan mendorong lahirnya film-film berbasis etnografi yang menonjolkan kebudayaan berbagai suku di Indonesia. 

Kontributor Foto:
Reporter: