Menko PMK Ajak Pemuda Muhammadiyah Manfaatkan Momentum

Manado (4/4) -- Indonesia tengah dihadapkan dengan beragam persoalan. Mulai dari pandemi Covid-19 hingga masalah respon kebijakan pemerintah yang menuai kontroversi berbagai kalangan termasuk masyarakat awam.

 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa salah satu kebijakan pemerintah yang belakangan mendapat sejumlah respon dari masyarakat yaitu terkait peniadaan mudik lebaran.

 

"Organisasi kepemudaan termasuk Pemuda Muhammadiyah harus memanfaatkan momentum masalah yang ada di Indonesia. Misalnya soal larangan mudik," ujarnya saat menutup rangkaian kegiatan Tanwir I Pemuda Muhammadiyah di Manado, Sulawesi Utara, Minggu (4/4).

 

Muhadjir mengakui, aktivitas mudik mampu mendorong pergerakan orang dari satu daerah ke daerah lain sehingga berujung pada peningkatan daya ekonomi. Namun di samping itu, mudik juga dapat berdampak terhadap semakin meluasnya penyebaran Covid-19.

 

Oleh karenanya, ungkap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut, kebijakan peniadaan mudik yang ditetapkan pemerintah merupakan salah satu bagian dari upaya untuk menekan penyebaran Covid-19.

 

"Mudik itu memang untungnya menggerakkan orang untuk menggerakkan roda ekonomi. Tapi nanti kalau covid itu terjadi, biaya penanganan covid itu tidak akan cukup dari keuntungan ekonomi (mudik)," tegasnya.

 

Apalagi, terang Menko PMK, pemerintah saat ini sedang berpikir keras untuk menekan pengeluaran yang dibutuhkan akibat penanganan Covid-19. Oleh karenanya sangat diperhitungkan antara perdagangan ekonomi dan risiko penanganan Covid-19.

 

"Saya juga ingin pemuda Muhammadiyah harus berpikir terbuka, bersinergi, membangun kolaborasi satu sama lain," tandasnya.

 

Pada kesempatan tersebut, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto menjelaskan ada banyak gagasan yang lahir dari pemikiran pemuda Muhammadiyah. Namun gagasan-gagasan tersebut membutuhkan dukungan kolaborasi berbagai pihak.

 

"Untuk merealisasikan itu butuh kolaborasi, tidak hanya program, serapan, tapi juga target pembangunan bangsa," pungkas pria yang akrab disapa Cak Nanto. 

Kontributor Foto:
Reporter: