Kemenko PMK mendorong Peningkatan Intervensi bagi Balita Bermasalah Gizi di Provisi Banten

Angka prevalensi stunting nasional turun dari 30,8 persen pada tahun 2018 menjadi 21,5 persen pada tahun 2023, artinya terjadi penurunan prevalensi stunting sebesar 9,3% dalam 5 tahun terakhir. Prevalensi stunting Provinsi Banten terus mengalami penurunan sejak tahun 2021 sebesar 24.5 %, turun menjadi 20 % tahun 2022, dan mengalami kenaikan tahun 2023 menjadi 24.0 %. Terdapat 3 kabupaten/kota di Banten yang prevalensi stuntingnya turun secara konsisten dalam 3 tahun terakhir dari tahun 2021 ke tahun 2023 yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang dan Kota Tangerang Selatan.


Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan yang pada rapat ini diwakilkan oleh Staf Ahli Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Kemaritiman Kemenko PMK Budiono Subambang pada pembukaan dan  sambutan dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektor Upaya Pencegahan Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Banten pada Rabu (25/9/2024).

Dalam pengukuran dan intervensi serentak bulan Juni 2024, Provinsi Banten termasuk provinsi dengan capaian diatas rata-rata nasional. Harapan agar balita bermasalah gizi yang ditemukan dapat ditangani dengan baik untuk mencegah terjadinya kasus stunting baru. Capaian kuartal 2  menunjukkan bahwa PMT ibu hamil KEK masih sekitar 41% dan PMT balita kurang gizi 42,2% di Provinsi Banten

“Dalam keberjalanan program diperlukan pengawalan instentif fiskal yang didapatkan daerah untuk peruntukannya, karena saat ini dana insentif fiskal terkait stunting tidak hanya untuk balita kembali namun fokus kepada pencegahan stunting untuk sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)”, ujar Jelsi

Lebih lanjut Budiono menyampaikan bahwa , melalui pertemuan koordinasi lintas sektor ini, diharapkan Pemerintah daerah tetap menjaga komitmen yang memastikan keberlangsungan bahwa program-program dari berbagai sektor terintegrasi dengan baik dan saling mendukung dan Fokus intervensi penurunan stunting pada kelompok usia 6-23 bulan karena pada fase tersebut sangat krusial. Pemberian MP-ASI harus dipastikan berkualitas dengan penekanan pada konsumsi protein hewani dan keragaman menu, kelengkapan imunisasi, memperhatikan faktor lingkungan seperti air dan sanitasi layak, serta perlindungan sosial bagi sasaran rentan dan miskin.

Pada pertemuan tersebut turut hadir, PJ Gubernur Banten Al Muktabar,  PJ Walikota Tangerang Dr. Nurdin, Direktur Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Dr. Lovely Daisy, Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kemenko PMK Jelsi Natalia Marampa, Plh. Sekretaris Daerah Kota Tangerang Soma Atmaja, Perwakilan dari Asisten Deputi Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Kemenko PMK, Perwakilan dari Kementerian Keuangan, Perwakilan Sekretariat Wakil Presiden, Para Kepala OPD Provinsi Banten, Para Kepala OPD Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten