Ekstra Kerja, Ekstra Koordinasi Untuk Menangani PMIB

KEMENKO PMK -- Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Femmy Eka Kartika Putri menjelaskan, penanganan Pekerja Migran Indonesia Bermasalah (PMIB) yang dipulangkan dari Semenanjung Malaysia harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.

"Para PMI ini adalah pahlawan devisa. Kalau memang mereka pahlawan, maka kita harus layani dengan sebaik-baiknya. Terlebih mereka ini adalah Warga Negara Indonesia yang harus kita lindungi," ujar Femmy dalam Rapat Koordinasi Lanjutan Penanganan WNI PMIB, pada Rabu (3/11).

Seperti diketahui, pemerintah telah memulangkan 364 PMIB deportan dan 22 WNI yang berasal dari Malaysia melalui Bandara Soekarno-Hatta, pada Senin, 1 November kemarin. Data sebaran PMIB deportan dan WNI Shelter terdiri dari 229 laki-laki, 140 perempuan, 8 anak laki-laki, dan 9 anak perempuan.

Seluruh PMIB yang pulang itu membawa beragam kondisi kerentanan. Jenis-jenis kerentanan yang dialami oleh 364 PMI Deportan antara lain: Darah tinggi/Diabetes (41 orang), Ibu dengan anak (28 orang), Tidak berkemampuan (81 orang), Tekanan jiwa/mental (77 orang), Scabies (64 orang) PMI Usia 60 tahun keatas (13 orang).

Deputi Femmy menerangkan, proses penanganan PMIB dengan ragam kerentanannya ini harus dilakukan secara maksimal.
 
Dia menjelaskan, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Mulai dari identifikasi asal usul dan pendataan kependudukan mereka, pemberian akses kesehatan dan vaksinasi, pemberdayaan sosual ekonomi, dan memulangkannya sampai ke kampung halamannya masing-masing.

Untuk itu, kata Deputi Femmy perlu koordinasi lintas sektor, yakni dari Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Sosial, Kemendagri, Kementerian Kesehatan, BP2MI, dinas-dinas K/L di daerah, serta Pemerintah Daerah dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan tersebut.

"Kita harus ekstra kerja, harus ekstra koordinasi, ekstra bersinergi supaya mereka ini dapat ditangani dengan baik," tuturnya.

Femmy juga meminta masing-masing perwakilan dari Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah untuk proaktif untuk mengidentifikasi asal daerah mereka, menghubungi keluarga mereka, menangani kerentanan mereka, serta memberikan pelatihan dan pemberdayaan ekonomi.

"Kita berharap mereka semua dapat tertangani dengan baik, bisa diterima oleh keluarganya, dan bisa kembali menata kehidupan baru," pungkas Femmy. 

Sebagai informasi, Rapat Koordinasi dihadiri oleh perwakilan Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kemendagri, BP2MI, pengelola Wisma Atlet Pademangan, perwakilan Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerjaan, UPT BP2MI dari berbagai wilayah di Indonesia. (*)

Kontributor Foto:
Reporter: