Apresiasi Kelola Sampah Organik dengan Maggot Lalat Tentara Hitam

Tinjau ke Paccerakkang, Menko PMK Ajak Kampus Terlibat 

KEMENKO PMK - Sebagai aksi nyata dalam Gerakan Indonesia Bersih yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy turut mendukung pengelolaan sampah organik dengan BSF maggot di Makassar.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), komposisi sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik, yakni mencapai sekitar 57% dari total timbulan sampah. Untuk mengolah sampah organik ini, selain dengan pengomposan juga  bisa dilakukan dengan budidaya BSF (Black Soldier Fly) atau Lalat Tentara Hitam.

BSF (Hermetia Illucens) adalah sejenis lalat berwarna hitam yang larvanya (maggot) mampu mendegradasi sampah organik. Maggot atau belatung yang dihasilkan dari telur lalat hitam (BSF) sangat aktif memakan sampah organik.

Selain itu, budidaya Maggot juga dapat menumbuhkan sumber penghasilan baru di tengah masyarakat.

“Budidaya maggot ini sangat penting untuk disosialisasikan kepada masyarakat, dan harapan saya agar Pemkot Makassar dapat mengembangkan budidaya ini,” ungkap Menko PMK saat meninjau pengelolaan sampah organik dengan BSF Maggot di Bank Sampah Pusat (BSP) di Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Selasa (26/7).

Namun demikian budidaya Maggot di Makassar masih terkendala fasilitas dan peralatan yang memadai. Selama ini alat yang digunakan masih alat impor dari Korea.

Oleh karena itu, Muhadjir meminta pihak pemerintah kota untuk menggandeng kampus dan stakeholder terkait untuk membuat alat dan inovasi dalam membudidayakan maggot.

“Saya senang sekali, secara prototipe ini sudah bagus, tapi harus ada penanganan serius karena itu saya sarankan pihak Pemkot bisa menggandeng kampus atau stakeholder terkait untuk membantu,” kata Muhadjir.

Dalam kesempatan itu Menko PMK juga meminta Pemkot Makassar untuk mengedukasi masyarakat agar memisahkan sampahnya. Karena sampah rumah tangga dapat diolah menjadi bahan makan Maggot. 

Perubahan paradigma di masyarakat harus didorong dalam menanami nilai bahwa sampah bisa dikelola dengan baik jika dipilah dari rumah.

“Tapi harus ada anggaran dari pemerintah kota, untuk membeli sampah dari ibu-ibu. Karena saat ini kan di Makassar baru 10 persen dari botol plastik yang bisa didaur ulang,” jelasnya.

Adapun saat ini Bank Sampah Pusat Paccerakkang sudah mampu memproduksi berbagai macam produk olahan dari sampah dan dari budidaya maggot.

“Kalau bisa Makassar menjadi model pengolahan sampah organik yang produktif,” tutupnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Mantan Menteri Pertanian Periode 2014-2019 Amran Sulaiman, Wakil Walikota Makassar, Fatmawati Rusdi, dan Kepala DLH Makassar, Aryati Puspasari Abadi.

Kontributor Foto:
Reporter: