KEMENKO PMK -- Sampah yang menumpuk dan kerusakan ekosistem merupakan masalah klasik di berbagai tempat tak terkecuali di gunung. Euforia pendakian gunung yang dilakukan anak muda untuk olahraga sekaligus pembuatan konten media sosial seringkali tidak dibekali dengan kesadaran untuk menjaga lingkungan.
Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Warsito menjelaskan, peningkatan volume sampah yang ditinggalkan pendaki dan wisatawan menjadi masalah yang membahayakan lingkungan.
Tidak hanya mencemari lingkungan tetapi juga mengancam keberlanjutan ekosistem lokal.
"Hal inilah yang mendorong Kemenko PMK untuk menginisiasi Gerakan Bersih Gunung Prau dan Kawasan Wisata Alam Dieng sebagai bagian dari Aksi Nyata Revolusi Mental," ujar Warsito dalam Rapat Koordinasi Persiapan Gerakan Bersih Gunung Prau dan Dieng, yang diikuti oleh Lintas Kementerian/Lembaga dan organisasi masyarakat, pada Selasa, (16/7/2024).
Deputi Warsito menyampaikan, Gerakan Bersih Gunung Prau dan Kawasan Wisata Alam Dieng merupakan upaya Kemenko PMK untuk mengedukasi dan mengajak masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mendorong perubahan perilaku menuju kelestarian alam.
"Kegiatan ini diharapkan mampu mengembalikan kebersihan dan keindahan alam, sekaligus mencegah potensi bencana seperti longsor dan banjir," ujarnya.
Persiapan kegiatan telah dilaksanalan melalui rapat koordinasi lintas Kementerian/Lembaga dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2024, dan akan diikuti survei lapangan dan koordinasi teknis dengan pengelola kawasan pada 23-26 Juli 2024. Kemudian, prosesi pelepasan peserta akan diadakan di Ruang Heritage, Kemenko PMK pada 27 Agustus 2024, yang akan dihadiri oleh sejumlah Menteri dan pihak sponsor.
Rencananya, pada 28-29 Agustus 2024, lebih dari 200 peserta akan turun tangan langsung untuk membersihkan kawasan tersebut. Tim yang terdiri dari 45 orang dari Jakarta, 100 orang dari Wonosobo dan sekitarnya, serta 55 panitia dari Kemenko PMK akan menyebar dalam dua tim: Tim Bersih Gunung Prau dan Tim Bersih Kawasan Wisata Alam Dieng, yang mencakup Kawah Sikidang, Telaga Warna, dan Candi Arjuna.
"Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung persiapan dan pelaksanaan aksi bersih gunung, khususnya pemerintah kabupaten Wonosobo dan aktifis pendaki gunung, dan lain-lain. Tanpa kerja bersama, kegiatan ini tak dapat berjalan optimal," ungkap Deputi Warsito.
Dalam upaya memperluas dampak, seluruh peserta akan diarahkan untuk membuat konten dan kampanye terkait Aksi Nyata Bersih Gunung Prau. Mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga pasca kegiatan, setiap momen akan didokumentasikan dan dibagikan melalui berbagai platform media sosial dan seluruh komponen yang terlibat diharapkan dapat mengglorifikasi kegiatan ini melalui media sosial.
"Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergabung dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan nilai-nilai Revolusi Mental. Gerakan Bersih Gunung Prau ini tidak hanya membersihkan alam, tetapi juga menjaga ekosistem dari kerusakan lebih lanjut dan mengurangi risiko bencana alam," kata Warsito.
Hadir dalam rapat koordinasi tersebut Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga, Asisten Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Asisten Deputi Bidang Pemajuan dan Pelestarian Kebudayaan Kemenko PMK, perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, perwakilan Universitas Negeri Jakarta, perwakilan Arei outdoor Gear, perwakilan PT. Bank Rakyat Indonesia, perwakilan Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia, perwakilan Trashbag Community, perwakilan praktisi pendakian gunung, perwakilan Mapala UI, Perwakilan Mapala UNJ, Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Wonsobo, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Perum Perhutani KPH Kedu utara, Polres Wonosobo, Forum Koordinasi Prau Indonesia, Palang Merah Indonesia Kabupaten Wonosobo, Perwakilan asosiasi pemandu gunung Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Mapala Universitas Sains Al-Quran Wonosobo, dan Unit Pandu Universitas Jenderal Soedirman.