KEMENKO PMK - Kabupaten Malang, korban jiwa peristiwa tragedi Kanjuruhan usai laga Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10), bertambah menjadi 131 meninggal. Setelah sebelumnya diumumkan oleh Menko PMK sebanyak 125 orang.
Angka tersebut bersumber dari Dinas Kesehatan kabupaten Malang dan telah dikonfirmasi kepada Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto.
Data tersebut berasal dari beberapa rumah sakit (RS) yang merawat korban, diantaranya RS Wafa Husada, RSB Hasta Brata Batu, RSUD Kanjuruhan, RSUD Saiful Anwar, RS Teja Husada Kepanjen, RS Ben Mari Pakisaji, RS Hasta Husada, RSI Gondang Legi, RS Salsabila, RST Soepraon serta informasi dari keluarga korban.
Dari total korban tersebut, 90 laki-laki dan 41 perempuan. Kebanyakan korban remaja dan muda, usia 12-24 tahun. Sementara satu korban masih Balita berusia 4 tahun.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pihaknya akan masih berfokus pada penanganan darurat insiden dan korban, baik yang luka maupun tewas.
Hal itu dilakukan, sebagai tugas dan fungsi Kemenko PMK untuk terus melakukan penanganan korban, terutama melakukan update data.
“Yang sakit kita layani sebaik dan secepat mungkin dan gratis, sedang yang meninggal keluarganya beri santunan dari pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten-kota,” ungkapnya saat menengok korban tragedi Stadion Kanjuruhan, yang dirawat di beberapa rumah sakit (RS) di Kab. Malang, Minggu pagi lalu (2/10).
“Saat ini kita fokus dulu ke mereka yang menjadi korban, karena ini masih tanggap insiden, sisanya baru nanti kira rekonstruksi peristiwanya kemudian nanti kita tentukan sikap sambil menunggu keputusan presiden,” jelas Menko PMK.
Sementara itu, untuk menghindari ledakan sosial, Menko PMK meminta Aremania agar dapat menahan diri.
“Semua prihatin atas insiden di Stadion Kanjuruhan. Tapi saat ini saya minta Aremania untuk menahan diri. Mari kita ciptakan suasana yang kondusif. Jangan sampai ada lagi korban berjatuhan. Sudah cukup. Terlalu mahal nyawa hanya untuk sepakbola,“ kata Menko PMK seraya menangis di depan Aremania.
Diketahui, Menko PMK bersama Mensos Risma sebelumnya telah memberikan santunan kepada 125 ahli waris yang terdata oleh Kemensos per Senin (3/10) di Kota dan Kabupaten Malang yang mengalami tragedi tersebut. Data ini masih bisa bertambah sesuai perkembangan di lapangan. Masing-masing ahli waris menerima santunan sebesar Rp15 juta dan paket sembako.