Ciptakan Kedaulatan Pangan Untuk Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

KEMENKO PMK — Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Warsito mengatakan, puncak demografi yang ditandai dengan lebih banyak jumlah usia produktif dapat menjadi peluang besar dalam menciptakan kedaulatan pangan yang dapat berimplikasi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Warsito saat menjadi pembicara kunci mewakili Menko PMK Muhadjir Effendy dalam agenda Seminar Nasional bertema "Menyiapkan SDM Kuat, Menuju Kedaulatan Pangan" yang diselenggarakan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian Malang di Aula Sasana Giri Sabha, pada Sabtu (22/7).

Warsito menambahkan, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai lebih dari 300 juta jiwa. Menurutnya, kondisi itu menjadi tantangan besar pemerintah untuk menyediakan pangan yang cukup untuk seluruh masyarakat Indonesia.

“Pertumbuhan demografi yang cukup tinggi menjadi tantangan bagi Indonesia untuk menyediakan pangan yang cukup besar,” imbuhnya.

Diketahui berdasarkan hitungan data BPS, produksi beras nasional selama tiga tahun terakhir konsisten di angka 31,3 juta ton per tahun, dimana produksi beras nasional sepanjang Januari hingga April 2023 telah mencapai 13,12 juta ton. Jumlah itu dinilai telah cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Menurut Warsito, kondisi seperti ini harus terus dijaga oleh segenap pihak terkait, termasuk diantaranya oleh jajaran akademisi Politeknik Pembangunan Pertanian Malang.

Warsito juga menyampaikan, tantangan berikutnya dalam memenuhi kebutuhan pangan terletak pada ketersediaan sumber daya manusia yang ada. Krisis regenerasi petani ini dinilai sebagai akibat dari anggapan bahwa pekerjaan tersebut merupakan profesi kelas menengah ke bawah. Hal itu didukung dengan data yang menunjukkan bahwa 61 persen petani telah berumur 45 tahun ke atas.

“Tantangan lain salah satunya ialah krisis generasi petani muda. Kita harus membangun paradigma bahwa lulusan pertanian juga dibutuhkan oleh dunia kerja, serta harus mampu menciptakan inovasi baru dalam pertanian,” ujarnya.

Warsito berharap SDM pertanian dapat didorong untuk menciptakan pengalaman berwirausaha dalam pertanian, serta adanya pembentukan jaringan dan komunikasi pertanian sehingga dapat membantu dalam berbagai pengetahuan, informasi, dan pengalaman dalam bertani.

Pendidikan dan pelatihan pertanian juga harus menerapkan konsep link and match dengan bidang industri terkait, mulai dari hulu hingga hilir. Sehingga keahlian dan kemampuan para peserta didik dapat sesuai dengan kebutuhan lapangan serta mampu diterapkan langsung ketika terjun ke dunia kerja.

Tampak hadir menjadi pembicara juga pada agenda itu, antara lain Dekan Vokasi Institut Pertanian Bogor Aceng Hidayat, Direktur PT Fernanza Putra Isra Noor, serta Direktur PT Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo.

Kontributor Foto:
Reporter: