KEMENKO PMK - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Warsito, mewakili Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, menyampaikan pidato kunci pada acara seminar lintas iman yang diselenggarakan oleh Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) di Kelenteng Kong Miao TMII, Jakarta Timur (12/4). Acara ini merupakan rangkaian dari peringatan satu abad MATAKIN.
Seminar mengangkat tema "Disiplin, Sikap Hormat dan Tahu Malu sebagai Dasar Tumbuhnya Integritas, Etos Kerja dan Budaya Gotong Royong". Hadir sebagai narasumber seminar antara lain : Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nazarudin Umar, Ketua Umum Persekutuan Gereja Indonesia (PGI); Pdt Gomar Gultom, Ketua Umum Permabudhi ; Philip K Widjaja, Ketua Umum Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, dan narasumber lainnya.
Dalam pidatonya, Warsito mengapresiasi inisiatif MATAKIN dalam mengadakan seminar ini sebagai wadah untuk membahas tentang pentingnya disiplin, sikap hormat, dan tahu malu dalam membentuk karakter yang berkualitas. Menurutnya, karakter yang baik adalah kunci dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Warsito juga menegaskan pentingnya pendidikan yang baik dalam membentuk karakter yang berkualitas. "Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk karakter yang berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," ujarnya.
Deputi Warsito mengatakan sebagai wujud nyata nilai-nilai dalam Pancasila, melalui Inpres No.12 tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), pemerintah mengajak seluruh elemen bangsa untuk menguatkan kembali nilai luhur bangsa Indonesia dalam cara pikir, cara kerja, cara hidup, sikap serta perilaku kita yang berlandaskan pada 3 (tiga) nilai, yaitu etos kerja, gotong royong, dan integritas.
"Tiga nilai tersebut perlu diwujudkan melalui aksi nyata 5 (lima) Program Gerakan, antara lain: Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Mandiri, Gerakan Indonesia Tertib, dan Gerakan Indonesia Bersatu. Dengan tujuan utamanya adalah untuk membangun karakter dan SDM yang unggul bagi pembangunan Indonesia," kata Warsito
Menurut Warsito aksi nyata tersebut saat ini terus digaungkan sebagai upaya merubah mindset masyarakat kita dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga masyarakat mulai menginternalisasikan nilai-nilai tersebut dan akhirnya mulai membiasakan diri mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Warsito juga menyinggung tentang moderasi beragama dalam pidatonya. Dia menekankan bahwa moderasi beragama sangat penting dalam membangun kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
"Moderasi beragama adalah kunci dalam menjaga keharmonisan antarumat beragama. Oleh karena itu, kita semua harus selalu memperhatikan pentingnya moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari, untuk ini peran tokoh dan pemuka agama sangat penting" tambahnya.
Sebelum menutup pidatonya, Warsito menyatakan harapannya agar acara seminar ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua peserta. "Semoga acara ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua dalam membentuk karakter yang berkualitas dan membangun bangsa yang lebih baik," tutupnya.