Alternatif Pengembangan Listrik Sesuai Karakteristik Desa

Jakarta (3/4) -- Indonesia memiliki angka rasio elektrifikasi perdesaan mencapai 99.48% atau meningkat signifikan dari tahun 2014 yaitu 84%. Angka tersebut sudah melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yakni sebesar 96%.

Kendati demikian, faktanya, 433 desa di Indonesia belum teraliri listrik diantaranya Papua (325 desa), Papua Barat (102), Nusa Tenggara Timur (5), dan Maluku (1). Pemerintah pun menyusun strategi untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan listrik di Tanah Air.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) merekomendasikan pemenuhan kebutuhan listrik dengan memanfaatkan energi alternatif yang disesuaikan dengan ketersediaan kebutuhan anggaran dan karakteristik desa, baik Sumber Daya Manusia (SDM), geografis, dan ketersediaan sumber energi.

"Kementerian/lembaga terkait termasuk ESDM, PLN, Kemendes PDTT, serta mitra pembangunan swasta juga harus bersinergi memaksimalkan upaya pemanfaatan energi alternatif untuk listrik yang tepat berdasarkan karakteristik," ujarnya yang juga menghadiri Rapat Terbatas Peningkatan Rasio Elektrifikasi Perdesaan bersama Presiden melalui video conference di Jakarta, Jumat (3/4).

Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas yang dihadiri Wakil Presiden Ma'ruf Amin serta sejumlah menteri kabinet mengarahkan agar PLN ke depan harus berani mengalihkan pembangkit listriknya tidak hanya mengandalkan batu bara tetapi juga Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti hydro power, bio thermal, ataupun bio massa sebagai alternatif pengembangan listrik.

"Memang lebih mahal sedikit tapi sesuai dengan arah ke depan kita agar EBT bisa termanfaatkan dengan baik. Saya kira target kita untuk pemanfaatkan EBT akan bisa terlampaui," ucapnya.

Di samping itu, Presiden menilai perlu dilakukan identifikasi secara jelas desa-desa yang belum teraliri listrik. Desa mana saja yang dekat dengan desa berlistrik kemudian jarak rumah antarpenduduk juga penting untuk didata sehingga pemerintah dapat menentukan pendekatan strategi teknologi yang tepat.

"Ini penting apakah dengan extensi jaringan listrik ataukah pembangunan minigrade, seperti micro hydro, PLTD, ataupun distribusi tabung listrik yang dilengkapi stasiun pengisian NGST," tutur Kepala Negara.

Kontributor Foto: