Perlu Kehati-hatian Memulai Kembali Sekolah Tatap Muka

Jakarta (7/8) -- Pemerintah melalui hasil evaluasi Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan PenyelenggaraanPembelajaran TA 2020/2021 pada Masa Pandemi Covid-19 telah menyepakati bahwa pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan akan kembali dibuka.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan agar proses untuk memulai kembali sekolah tatap muka harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

"Saya apresiasi Kemendikbud dan Kemenag untuk segera melaksanakan arahan dari Bapak Presiden. Tentu saja dalam pelaksanaannya harus memperhatikan saran dan masukan dari Satgas Penanganan Covid-19 yang ada di daerah masing-masing," ujarnya saat memberikan arahan penyampaian penyesuaian SKB 4 Menteri melalui video conference bersama Mendikbud, Menag, Ketua Satgas Penanganan Covid-19, serta perwakilan pihak terkait lainnya, Jumat (7/8).

Menurut Muhadjir, salah satu yang paling penting yaitu terkait penetapan sekolah mana yang nantinya akan memulai dilaksanakan kegiatan belajar mengajar tatap muka.

"Ini tolong agar diperhatikan sungguh-sungguh. Apalagi, satgas di daerah itu merupakan pejabat daerah setempat sehingga dalam penetapannya harus dipastikan betul," tukasnya.

Pun mengenai pentingnya keputusan yang diambil oleh pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota didasari atas tugas dan kewenangan yang diamanatkan oleh Undang-Undang No. 23/2014.

Disebutkan bahwa urusan pendidikan adalah urusan pemerintahan konkuren yang artinya tanggung jawab dan kewenangan itu terbagi antara pemerintah pusat dan daerah.

Secara spesifik, untuk jenjang PAUD, SD, dan SMP merupakan tanggung jawab dan wewenang dari Pemkab/Pemkot, sedangkan untuk SMA/SMK kewenangan Pemprov. Adapun pendidikan madrasah menjadi urusan pemerintahan yang absolut karena bagian urusan keagamaan masih menjadi tanggung jawab Kemenag, pun dalam pelaksanaannya perlu dukungan pemda.

"Mohon hal ini agar dapat dipahami betul. Pastikan anak-anak kita tetap sehat namun tetap bisa mendapatkan pengalaman belajar mengajar sehingga kita tidak menjadi tertinggal," pungkas Menko PMK.